Tingkatan Ukhuwah Sesama Muslim

 

Sesama Muslim bersaudara. Ikatan akidah merupakan ikatan hakiki yang tak akan terputus seperti halnya ikatan nasab. Ikatan inilah yang dinamakan dengan ukhuwah. Sesama Muslim satu sama lain diikat melalui persaudaraan yang dilandaskan pada nilai-nilai keimanan kepada Allah. Ikatan ukhuwah terkadang terasa lebih dekat ketimbang ikatan nasab. Ini akan dirasakan oleh mereka yang betul-betul memahami makna ukhuwah serta taat menjalankan hukum-hukum agamanya.


Allah mempersaudarakan kaum Muslimin melalui ikatan ukhuwah. Hal ini telah dicontohkan pada saat Rasulullah mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin pada saat hijrah ke Madinah. Dua golongan ini dikat oleh satu ikatan yang sama, yakni Allah dan Muhammad sebagai rasul. Ikatan ukhuwah mampu mengorbankan apa saja yang dimiliki oleh seorang Muslim terhadap saudaranya.


Sebagai contoh pada saat terjadinya Perang Badar, dimana para sahabat nabi sangat kehausan, namun karena ingin mendahulukan saudaranya, akhirnya seteguk air hanya diedarkan tanpa ada yang mau meminumnya lantaran ingin saudaranya yang lain meminum. Inilah sebuah adab tertinggi dalam ukhuwah. Sikap mendahulukan saudara atau yang lebih sering disebut dengan istilah itsar.


Ukhuwah merupakan bagian dari manhaj amal saleh seseorang. Ada tiga hal yang menjadi manhaj atau sistem amal shaleh, yakni; Iman, amal shaleh dan saling menasehati. Poin saling menasehati inilah yang kemudian termasuk ke dalam bagian dari pengertian ukhuwah. Ukhuwah akan menyelamatkan seseorang dari ancaman bahaya sunnah kehidupan. Melalui persaudaraan yang dibina sesama umat yang seakidah akan melahirkan hubungan yang sangat dekat. Terkadang bisa melebihi saudara kandung.


Lihatlah bagaimana pada konflik Israel yang menjajah negera Muslim Palestina, seluruh umat Islam di dunia melakukan berbagai aksi, mulai dari aksi relawan, aksi donasi dana, aksi boikot, aksi birokrasi dan sebagainya. Semua itu bisa terlahir oleh adanya ikatan ukhuwah sesama Muslim. Sesama Muslim diibaratkan satu tubuh, apabila salah satu anggotanya sakit, maka akan sakitlah seluruh anggota tubuh yang lainnya. Demikianlah perumpamaan ukhuwah sesama umat Islam.


Lantas apakah hubungan dekat kita terhadap rekan sesama umat Islam selama ini yang kita jalinkan telah dikatakan sebagai ukhuwah? Salah satu syarat ukhuwah adalah apabila kedekatan yang kita jalinkan tersebut membawa pada upaya mendekatkan diri kepada Allah dan agama yang kita jalani.



Tingkatan Ukhuwah


Ada beberapa tingkatan dasar ukhuwah sesama Muslim yang perlu dilakukan, dan kita dapat berkaca telah sejauh manakah tingkatan diri kita dalam berukhuwah terhadap sesama saudara Muslim:

Ta’aruf; yakni sebuah tindakan saling mengenal. Hal paling dasar dalam berukhuwah adalah saling mengenal. Mengenal diri, sikap, tingkah laku, kebiasaan, hobi dan sebagainya dari saudara sesama Muslim yang ada di sekitar kita. Saling mengenal antara sesama kaum Muslimin dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, rasul dan agama. Taa’lluf: yakni sikap bersatu. Setelah seseorang saling mengenal, maka tahapan selanjutnya adalah sikap bersatu. Tidak saling menimbulkan kericuhan sebagai biang perpecahan dan kerusuhan. Sesama Muslim harus bersatu untuk dapat mewujudkan tingkatan ukhuwah yang lebih tinggi. Tafahum: yakni sikap saling memahami. Setelah kita mengenal saudara kita, lantas dapat bersatu dengannya, maka tahapan selanjutnya adalah sikap kita untuk dapat memahami segala macam bentuk perangai, kebiasaan, akhlak perilaku dan hal-hal lain menyangkut saudara seakidah kita. Dengan adanya sikap saling memahami maka ukhuwah akan semakin dekat. Sikap sedia memberikan pertolongan; salah satu hal penting dalam berukhuwah adalah kesiapsediaan kita memberikan bantuan terhadap saudara kita yang sedang membutuhkan pertolongan. Hal ini termasuk ke dalam tingkatan ukhuwah sesama Muslim. Taawun: yakni berarti menolong. Taawun merupakan bentuk konkrit dari sikap kesiapsediaan dalam memberikan pertolongan terhadap saudara seakidah sebagai bentuk tingkatan ukhuwah.

View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan