Perkembangan koperasi Indonesia mengalami pasang surut di dalam sejarahnya. Dalam perjalanannya, perkembangan koperasi Indonesia ini memiliki ruang lingkup usaha yang berbeda-beda dari waktu ke waktu bergantung pada kondisi lingkungan bangsa Indonesia. Perkembangan koperasi Indonesia terjadi sesuai perubahan zaman dan kebutuhan.
Dahulu, koperasi hanya menekankan pada kegiatan simpan pinjam. Kemudian, berkembang menjadi koperasi serba usaha yang juga menyediakan barang-barang konsumsi. Hingga perkembangan koperasi Indonesia mulai merambah pada penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Masngudi (1989, hlm. 1-2) mengatakan bahwa koperasi mengalami perkembangan hingga menjadi memunculkan koperasi serba usaha.
Hal yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Perubahan akan selalu seperti itu, menawarkan hal baru dan menggantikan hal yang lama. Apa yang dialami oleh koperasi pun demikian. Koperasi tidak serta merta berubah menjadi sebuah badan usaha yang seperti sekarang ini jika tidak mengalami sebuah perubahan dan terus berkembang.
Perkembangan koperasi Indonesia berbeda jauh dengan perkembangan pada bidang lain. Yaitu, sama-sama menuju perubahan yang lebih baik. Mengubah sistem yang tidak baik kemudian disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi.
Perubahan atau perkembangan koperasi Indonesia tidak lantas terjadi tanpa alasan. Semua itu dilakukan agar sistem perkoperasian di Indonesia yang merupakan warisan bangsa penjajah menjadi lebih baik dan beralih ke sistem pribumi yang lebih "Indonesia".
Sifat dan aturan koperasi yang lebih menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan merupakan hasil perkembangan koperasi Indonesia itu sendiri. NIla-nilai koperasi benar-benar disepadankan dengan kebiasaan ataupun tradisi masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangan koperasi Indonesia, koperasi serba usaha melakukan langkah-langkah sebagai penyedia barang-barang keperluan produksi dengan kegiatan simpan pinjam. Koperasi serba usaha juga melakukan kegiatan penyediaan barang-barang untuk memenuhi keperluan konsumsi bersama-sama dengan usaha simpan pinjam dan sebagainya.
Hadirnya berbagai jenis koperasi yang ada di Indonesia, merupakan bentuk nyata dari perkembangan koperasi Indonesia itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri jika koperasi di Indonesia telah membantu masyarakat Indonesia dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonominya. Selain itu, secara tidak disadari, mereka adalah tokoh penggerak dari perkembangan koperasi Indonesia.
Tokoh penggerak memang dibutuhkan ketika sebuah perubahan akan dilakukan. Mereka yang berniat untuk mengubah sistem perkembangan koperasi Indonesia pada akhirnya harus benar-benar menjaga kekonsistensian sistem koperasi Indonesia yang baru. Bagaimanapun keadaannya.
Perkembangan koperasi Indonesia bermula dari awal kemunculan koperasi di dunia. Awalnya koperasi muncul karena terdorong dari adanya penderitaan seperti yang terjadi di Eropa pada abad ke-18. Pada abad ini memang sedang gempar-gemparnya bagi kemajuan industri. Pada abad ke-18 orang menyebut sebagai “revolusi industri. Saat itu, ilmu pengetahuan dan teknologi begitu berkembang pesat.
Revolusi industri menyebabkan munculnya tatanan dunia baru dalam bidang ekonomi. Dunia perekonomian rakyat dikuasai oleh kaum pemilik modal atau yang biasa disebut sebagai kapitalisme. Para kaum kapitalis memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperkaya diri dan menguasai perekonomian. Itulah cerita latar belakang terbentuknya koperasi yang kemudian berlanjut pada cerita perkembangan koperasi Indonesia.
Para pemilik modal ini dengan serakahnya meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Kaum buruh dan rakyat biasa yang berada pada kondisi ekonomi lemah pun makin melarat dan miskin. Kondisi inilah yang semakin menjadi pemicu munculnya koperasi. Rakyat kecil ingin memperbaiki nasib mereka agar bias mandiri dan tidak bergantung pada kapitalis. Maka lahirlah koperasi yang pertama di dunia pada 1844 di Inggris. Kehadiran koperasi untuk pertama kalinya di dunia, juga ikut melatarbelakangi perkembangan koperasi Indonesia.
Koperasi pertama itu diberi nama Koperasi Rochdale yang dipimpin oleh Charles Howart. Lantas, koperasi terus berkembang dan diikuti di negara-negara lainnya seperti di Jerman yang didirikan oleh Frederich Willhelm dan Herman Schule. Koperasi di Jerman juga menjadi pelopor adanya koperasi simpan pinjam. Perkembangan koperasi Indonesia secara tidak langsung juga berhubungan dengan cerita perjalanan koperasi di dunia.
Seperti halnya di Eropa, perkembangan koperasi Indonesia juga lahir karena motivasi kemelaratan rakyat. Rakyat Indonesia melarat akibat penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang. Selama penjajahan itulah kekayaan bangsa Indonesia terus dikeruk oleh kaum penjajah. Kondisi penjajahan di Indonesia membuat rakyat menjadi miskin dan melarat.
Perekonomian bangsa dikuasai oleh para penjajah. Masyarakat yang masih bodoh dan terbelakang sering dibohongi oleh para tengkulak, lintah darat, dan ijon. Melihat kondisi memprihatinkan ini, kemudian seorang tokoh bernama R. A. Wiriatmadja mendirikan koperasi simpan pinjam pada tahun 1986. Pendirian koperasi pertama di Indonesia inilah yang menjadi cikal bakal perkembangan koperasi Indonesia.
R.A. Wiriatmadja merupakan seorang patih dari Purwokerto (1896). Ia sangat berjasa dalam menolong para pegawai, pedagang kecil, dan para petani dari cengkraman jahat para lintah darat. R.A. Wiriatmadja mendirikan koperasi yang menekankan pada kegiatan simpan pinjam untuk menolong rakyat kecil.
Ia menggunakan uangnya sendiri untuk memodali perjuangannya mendirikan koperasi. Karena kekurangan modal, ia pun menggunakan kas masjid yang dipercayakan padanya. Akan tetapi, ia mengembalikan kas masjid karena dianggap tidak boleh menggunakannya. Perjalanan tokoh pendiri koperasi ini ikut meramaikan cerita tentang perkembangan koperasi Indonesia.
Perjuangan R.A. Wiriatmadja dalam mengembangkan koperasi kemudian dilanjutkan oleh De Wolf Van Westerrode. Ia merupakan seorang asisten Residen wilayah Purwokerto dari Banyumas. De Wolf banyak mengembangkan koperasi dengan ilmu yang dipelajarinya di Eropa. Ia kemudian menerapkan sistem kerja “wolksbank” dengan cara “Raiffeisen”. Raiffeisen merupakan istilah untuk koperasi simpan pinjam bagi kaum tani. Tokoh ini juga menjadi salah satu tokoh vital dalam cerita perkembangan koperasi Indonesia.
De Wolf juga mempelajari “Schulze-Delitzsch”, yakni koperasi simpan pinjam yang diperuntukan bagi kaum buruh kota. Ia mempelajari sistem ini di Jerman. Dari kedua sistem itu kemudian, De Wolf, perkembangan koperasi Indonesia sampai pada tahap model koperasi simpan pinjam lumbung yang modalnya ia dari ambil zakat orang Islam.
Koperasi kemudian meluas ke seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan koperasi Indonesia pun perlahan mulai terjadi. Koperasi pun menjadi alat perjuangan para pejuang pergerakan nasional untuk membebaskan rakyat dari ketertindasan dan kemiskinan. Seperti yang dilakukan pergerakan Boedi Oetomo pada 1913 yang membantu dalam memajukan koperasi rumah tangga atau koperasi konsumsi.
Pergerakan lainnya seperti Serikat Islam juga ikut mendirikan Toko Koperasi pada 1913. Dan banyak pergerakan-pergerakan nasional yang turut mendukung atas kemajuan koperasi di Indonesia. Sayangnya, perkembangan koperasi Indonesia saat itu selalu dihalangi oleh kaum penjajah seperti Belanda.
Rendahnya kesadaran masyarakat juga menjadi kendala terhadap perkembangan koperasi Indonesia. Namun, setelah Indonesia merdeka, koperasi kembali mengibarkan benderanya. Bangsa Indonesia menata perekonomian dengan baik.
Hingga akhirnya koperasi dianggap sebagai sistem perekonomian yang sesuai dengan undang-undang 1945 pasal 33. Di mana pada pasal tersebut tercantum bahwa perekonomian Indonesia didasarkan pada asas kekeluargaan. Maka, koperasi yang sifatnya kekeluargaan dan gotong royong ini sangat tepat diterapkan di Indonesia. Perkembangan koperasi pun sampai pada titik tertingginya.
Koperasi kini berkembang bukan hanya sebagai alat perjuangan membebaskan rakyat dari penderitaan. Perkembangan koperasi Indonesia semakin pesat. Koperasi telah berkembang sebagai usaha bersama untuk memperbaiki taraf hidup yang didasarkan pada asas kekeluargaan.
Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali