Riwayat, Gelar, dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw

 

Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah. Beliau dipilih menjadi rasul pada usia 40 tahun. Wahyu pertama dari Allah Swt kepada Nabi Muhamad saw adalah Surat al-Alaq yang diberikan melalui perantara malikat Jibril. Nabi Muhammad saw menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.


Nabi Muhammad saw dilahirkan di Mekkah dan diberi nama Muhammad oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Muhammad artinya ‘orang terpuji', sebuah nama yang belum pernah digunakan dan belum dikenal pada waktu itu. Ketika dilahirkan, Muhammad sudah menjadi anak yatim karena ayahnya, Abdullah, wafat sebelum beliau lahir.


Nabi Muhammad saw menjadi yatim piatu ketika berusia enam tahun. Ibunya, Aminah binti Wahab, wafat dalam perjalanan pulang dari Yatsrib setelah berziarah ke makam suaminya. Sepeninggal kedua orangtuanya, Muhammad diasuh oleh Abdul Muthalib. Setelah kakeknya wafat, Muhammad selanjutnya diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.


Semua ahli hadist dan sejarawan sependapat bahwa Nabi Muhammad saw lahir di bulan Rabiul Awal, walau pun terdapat perbedaan mengenai tanggalnya. Kalangan Syiah menyatakan bahwa beliau lahir pada hari Jumat tanggal 17 Rabiul Awal, sedangkan kalangan Sunni yakin bahwa Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal (2 Agustus 570M).


Riwayat Nabi Muhammad saw banyak disebut dalam Al Qur’an, sedangkan nama Muhammad disebut empat kali dan dijadikan salah satu nama surat, yaitu surat ke-47. Sementara itu, nama Ahmad dalam Al Qur’an hanya disebut sekali.


Riwayat Muhammad banyak diketahui melalui penuturan para sahabat dan juga melalui tulisan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Bahkan, dalam buku The 100 karya Michael H. Hart, menjadikan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Nabi Muhammad saw merupakan satu-satunya orang yang berhasil meraih kesuksesan luar biasa dalam hal agama dan duniawi. Beliau mampu menjadikan bangsa yang terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju serta mampu mengalahkan pasukan Romawi.


Saat berusia 35 tahun, Muhammad bersatu dengan orang-orang Quraisy untuk memperbaiki Ka'bah. Beliau juga yang memutuskan tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Waktu itu, Nabi Muhammad saw sangat dikenal terpuji sehingga kaumnya sangat mencintai Muhammad. Akhirnya, ia mendapat gelar Al-Amin yang artinya ‘orang yang dapat dipercaya’.


Nabi Muhammad saw hidup sangat sederhana, membenci sifat angkuh serta sombong, menyayangi orang miskin, janda, dan anak yatim dengan cara menolong mereka. Ia pun menghindari semua kejahatan yang sudah biasa dilakukan di kalangan bangsa Arab pada masa itu, seperti meminum minuman keras, berjudi, dan lain-lain. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai As-Saadiq yang artinya ‘yang benar’.


Maulid Nabi Muhammad saw atau Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahir Muhammad. Di Indonesia, perayaan ini jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Dalam bahasa Arab, kata maulid atau milad artinya 'hari lahir'.


Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw adalah tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat Islam jauh setelah Muhammad wafat. Substansi maulid Nabi yaitu ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.


Perayaan Maulud diperkenalkan pertama kali oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Namun, ada yang berpendapat bahwa perayaan ini diperkenalkan justru oleh Sultan Salahuddin sendiri.


Tujuan dari maulid Nabi adalah membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw. Selain itu, juga untuk meningkatkan semangat perjuangan kaum muslim yang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.


Pada umumnya, perayaan maulid Nabi di Indonesia dilakukan dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan, seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji, dan pengajian.


Maulid Nabi Muhammad saw dirayakan oleh sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di dunia. Muslim Sunni memperingati maulid Nabi pada tanggal 12 Rabiul Awal, sedangkan muslim Syiah memperingatinya pada tanggal 17 Rabiul Awal, bersamaan dengan hari lahir Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja’far ash-Shadiq.


Maulid Nabi Muhammad saw dirayakan di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan negara-negara yang di dalamnya terdapat komunitas masyarakat muslim, seperti di India, Britania, dan Kanada.


Arab Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw sebagai hari libur resmi. Keikutsertaan dalam ritual perayaan hari besar tersebut dianggap sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagaman bagi para penganutnya.


Ada beberapa kaum ulama (beraliran Salafi dan Wahhabi) yang tidak merayakan maulid Nabi karena merupakan sebuah bid’ah, yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad saw. Kaum ini beranggapan bahwa orang yang merayakannya sudah salah dalam mengartikannya, sehingga keluar dari substansi kegiatannya. Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa peringatan ini bukanlah bid’ah karena kegiatan ini hanyalah ungkapan rasa cinta mereka kepada Muhammad.


Pendapat yang pertama adalah pendapat yang menentang maulid Nabi Muhammad saw dan mengatakan bahwa peringatan ini termasuk bid’ah mazmumah, menyesatkan. Perayaan ini tidak ditemukan dalam Al Qur’an dan Al Hadis, baik tersurat maupun tersirat.


Seorang ulama besar bernama Syekh tajudiin Al-Iskandari, juga berpendapat bahwa maulid Nabi Muahammad saw adalah bid’ah mazmumah, menyesatkan. Penolakan tersebut dituangkan dalam kitab Al-Murid Al-Kalam Ala’amal Al-Maulid.


Pendapat kedua sifatnya mendukung maulid Nabi dan beralasan bahwa perayaan ini adalah bid’ah mahmudah, inovasi yang baik, dan tidak bertentangan dengan syariat. Pendapat ini diwakili oleh Imam Ibnu Hajar Asqalani dan Imam As-Suyuthi.


Kedua imam ini berpendapat bahwa maulid Nabi sifatnya bid’ah mahmudah. Artinya, sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah, tetapi keberadaannya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut As-Suyuthi, maulid Nabi merupakan ungkapan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad saw ke dunia.


Di Indonesia, perayaan ini disahkan oleh negara sehingga dijadikan sebagai hari besar dan libur nasional. Penguasa dari negeri Irbil bernama Malik Mudzofah Ibnu Batati adalah orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi (menurut Imam As-Suyuthi). Penguasa ini pernah memberi hadiah sepuluh ribu dinar kepada Syekh Al-Khatib Ibnu Dihyah karena berhasil menulis buku tentang riwayat hidup Nabi Muhammad saw.


Sekitar abad kedua belas Masehi, pada masa Abbasiyah, maulid Nabi Muhammad saw diperingati secara resmi dan difasilitasi oleh khalifah dengan mengundang pengusaha lokal. Peringatan ini diisi dengan pawai akbar mengelilingi kota dengan iringan pasukan berkuda dan angkatan bersenjata, serta puji-pujian dan uraian maulid Nabi Muhammad saw.


Nah, itulah sekilas cerita tentang Nabi Muhammad saw, Nabi akhir zaman. Semoga bermanfaat.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan