Meteorit, Si Bintang Jatuh

Pernahkah Anda melihat bintang jatuh? Sebagian dari kita percaya mitos bahwa saat melihat bintang jatuh, keinginan kita akan terkabul. Ya, kita boleh percaya boleh tidak terhadap mitos tersebut. Namun, keberadaan si bintang jatuh menjadi fenomena tersendiri yang kemunculannya tak ingin kita lewatkan.

Sebenarnya apa bintang jatuh itu? Apakah bintang yang benar-benar jatuh? Ternyata bintang jatuh itu adalah meteorit atau batu meteor yang berhasil masuk ke permukaan bumi.

Meteorid, Meteor, dan Meteorit

Terdapat banyak sekali benda di luar angkasa sana. Salah satunya adalah meteorid. Meteorid merupakan benda angkasa yang ukurannya lebih besar daripada molekul dan lebih kecil daripada asteroid.

Saat meteorid memasuki atmosfer, ada di antaranya yang terkikis dan menguap. Ada pula yang berhasil masuk ke permukaan bumi. Meteorid yang berhasil masuk inilah yang disebut meteor. Gesekan meteor dengan udara menghasilkan panas dan disertai cahaya, sehingga banyak orang yang menyebutnya bintang jatuh. Jika dalam perjalanannya meteor tersebut mencapai tanah, maka disebut meteorit atau batu meteor.

Sudah banyak terdapat meteorit yang berhasil dikumpulkan. Sebagian meteorit diteliti oleh para ilmuwan, sebagian lagi berada di museum. Di Museum Geologi Bandung pun kita dapat melihat koleksi meteorit yang terkumpul dari berbagai wilayah.

Meteorit Terbesar

Sampai saat ini, meteorit Hoba menjadi meteorit terbesar yang ada di bumi. Meteorit Hoba berada di peternakan Hoba West, Namibia. Meteor ini ditemukan pada 1920 oleh seorang petani.

Saat itu, secara tidak sengaja tali bajak petani tersangkut sesuatu. Setelah digali, terdapatlah bongkahan seberat 60 ton. Saking beratnya, meteorit ini tidak dipindahkan dan dibiarkan berada di tempat tersebut. Kandungan meteorit hoba sebagian besar adalah besi alami. Menurut para peneliti, meteor ini jatuh ke Bumi sekitar 80 ribu tahun yang lalu.

Meteorit Duren Sawit

Kamis 29 April 2010 silam warga Duren Sawit, Jakarta Timur dikejutkan oleh suara lengkingan ke arah bawah dan dibarengi dengan dentuman keras. Polisi dan peneliti Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) menyimpulkan bahwa dentuman tersebut berasal dari jatuhnya meteorit. Satu rumah porak poranda akibat meteorit tesebut.

Prediksi Jatuhnya Metorit

Kejadian jatuhnya meteor tidak selalu dapat diprediksi. Meteor sporadis, seperti yang terjadi di Duren Sawit, sulit diprediksi dan tidak dapat diperkirakan dan ditentukan waktu serta tempatnya. Meteor sporadis tersebut berasal dari batuan antarplanet. Adapun hujan Meteor Lyrid, Perseid, Draconid Leonit, atau Iorionid dan lain-lain lebih mudah diprediksi kapan terjadinya.


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan