Planet Pluto: Planet yang bukan Planet

Sistem tata surya kita mengenal berbagai macam benda-benda luar angkasa. Benda-benda yang diteliti dengan cara diamati. Benda-benda di sistem tata surya kita yang sudah banyak diteliti oleh para ilmuwan salah satunya adalah planet.

Planet yang ada di tata surya ini bukan hanya Bumi. Awalnya jumlah planet yang ada di tata surya kita sebanyak sembilan planet. Terdiri dari Planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Belakangan nama Planet Pluto dicoret dari daftar nama planet yang ada di sistem tata surya kita.

Rasanya aneh, Planet Pluto yang sudah sekian lama masuk dalam kategori planet, tiba-tiba dihapuskan dan dianggap bukan lagi berkriteria sebagai planet. Penyebabnya adalah ukuran dan kandungan yang ada di Planet Pluto tidak lagi bisa dikategorikan sebagai sebuah planet. Planet Pluto yang sudah 76 tahun menyanding predikat planet, tiba-tiba berubah status menjadi planet katai, planet kerdil atau Kuiper Belt.

Kuiper Belt sendiri adalah benda luar angkasa yang sejenis dengan sabuk asteroid. Kuiper Belt berukuran jauh lebih besar daripada sabuk asteroid itu sendiri. Perbedaan antara sabuk asteroid dan Kuiper Belt adalah kandungan yang terdapat dalam sabuk asteroid adalah berupa bebatuan dan logam, sedangkan kandungan yang terdapat pada Kuiper Belt adalah es, metana, amonia, dan air.

Di dalam Kuiper Belt terdapat tiga planet, yang disebut planet kerdil atau planet katai. Ketiga planet kerdil tersebut adalah Ceres, Haumea, Makemake, Eris, dan Pluto. Planet katai atau planet kerdil memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Sama dengan planet lain, planet katai juga mengelilingi matahari. Matahari adalah pusat gravitasi dari planet-planet, termasuk planet kerdil sekalipun.Planet katai memiliki massa yang cukup, sehingga planet katai juga memiliki daya gravitasinya sendiri. Gaya gravitasinya tersebut berfungsi untuk menahan tekanan dari benda planet lainnya yang berbentuk lebih besar. Gaya gravitasi yang dimiliki oleh planet kerdil membuatnya memiliki bentuk hampir bulat atau ekuilibrium hidrostatik.Planet katai tidak menyediakan tempat bagi benda luar angkasa lain untuk benda-benda luar angkasa yang lebih besar. Planet katai hanya menyediakan daerah di sekitar orbitnya untuk satelitnya sendiri.Planet katai tidak berperan sebagai satelit dari planet manapun atau benda-benda nonbintang lain yang ada di luar angkasa.

Meskipun kini bukan lagi dikategorikan sebagai sebuah planet, Planet Pluto pada masa lalu adalah benda luar angkasa yang sempat dikategorikan sebagai planet. Selama 76 tahun, Planet Pluto menduduki posisi sebagai planet terjauh dan terkecil dari tata surya.

Planet Pluto ditemukan oleh seorang astronot muda bernama Clyde William Tombaugh. Astronot muda itu pertama kali menemukan Planet Pluto pada 18 Februari 1930. Jarak Planet Pluto dengan matahari adalah sejauh 5.906 juta km.

Sebagai sebuah benda langit, Planet Pluto memiliki garis tengah sepanjang 4.862 km. Planet Pluto butuh waktu selama 248,4 tahun untuk bisa mengelilingi matahari atau berevolusi. Sedangkan, untuk berotasi, Planet Pluto membutuhkan waktu sebanyak 6,39 hari.

Planet Pluto memiliki atmosfer yang terdiri dari metan dan memiliki suhu yang sangat rendah. Pluto bersuhu -233° celcius. Suhu yang minus seperti itu membuat sebagian besar permukaan Planet Pluto terdiri dari es.

Penemuan Planet Pluto hampir bersamaan dengan penciptaan tokoh kartun Walt Disney, Pluto. Seekor anjing berwarna kuning yang lucu. Anggapan bahwa nama planet ini terinspirasi dari tokoh kartun itu tidak bisa dihindarkan.

Oleh penemunya, Clyde, Pluto sebenarnya diambil dari nama seorang dewa Romawi yang berkuasa terhadap dunia kematian. Planet Pluto yang gelap ini kemudian diidentikkan dengan kematian yang gelap. Dari awal ditemukan hingga akhirnya diputuskan bukan lagi berkategori sebagai planet, Pluto masih memiliki misteri yang belum banyak terpecahkan.


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan