Hadirnya teleskop murah bagi anak-anak jelas merupakan impian banyak kalangan terlebih bagi para orang tua yang mengharapkan anak-anaknya kelak menjadi seorang ahli astronomi kenamaan. Dengan adanya teleskop berbiaya sangat terjangkau memungkinkan bahwa akan banyak anak mengenal bahkan mengeskplorasi kemampuan melihat benda-benda langit menggunakan teleskop.
Begitu juga, hadirnya teleskop murah tentunya akan semakin memudahkan bagi sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai sekolah menengah untuk memiliki teleskop yang digunakan oleh murid-muridnya dalam melakukan percobaan di laboratorium. Dengan semakin banyaknya teleskop yang diproduksi maka kesenjangan ilmu pengetahuan akan dipersempit tidak hanya didominasi oleh kaum dewasa saja.
Pengembangan
Sudah dari tahun 2009 yang lalu, banyak ilmuwan di Amerika Serikat memperingati tahun astronomi tersebut dengan mengembangkan produksi teleskop murah khusus bagi anak-anak. Mereka mengharapkan bahwa dengan hadirnya teleskop murah tersebut dunia astronomi akan semakin mendekat kepada mereka. Berbagai fenomena perbintangan akan dengan mudahnya dilihat bahkan diteliti oleh anak-anak.
Manajer Science Education at the National Optical Astronomy Observatory (NOAO), Steven Pompea menegaskan bahwa teleskop murah tersebut harus didukung oleh optik yang sederhana, namun memiliki fungsi yang baik sehingga menimbulkan kesan di benak anak-anak. Misalnya saja, fungsinya bisa sampai melihat planet Saturnus lengkap dengan cincinnya. Atau melihat permukaan Bulan secara lengkap dengan kawahnya diatas sana.
Demikian juga, bahwa teleskop murah tersebut dirancang bagi masyarakat yang hendak melihat berbagai objek di tempat-tempat yang tidak terlalu gelap seperti di wilayah-wilayah perkotaan.
Uniknya, desainnya dibuat sangat bervariasi dan beraneka ragam sehingga memungkinkan antara satu teleskop yang dipunyai oleh anak dengan lainnya tidak saling tertukar ketika akan melakukan pemantauan atau penelitian bersama.
Tentunya dengan teleskop murah tersebut anak orang akan mampu melihat angkasa luar yang mungkin saja selama ini hanya hadir di benak saja. Pompea lebih lanjut menjelaskan bahwa teleskop tersebut dijual dengan harga berkisar antara 10 dollar atau sekitar Rp 10.000. Begitu juga dengan harga tripod teleskop yang juga akan dilempar ke pasar dengan harga murah.
Program Lain
Kegiatan yang akan dilakukan lainnya yakni “100 jam astronomi” yakni sebuah pengamatan bersama, melakukan edukasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertemakan astronomi yang pergelarannya dilakukan secara serentak dan melibatkan sejumlah negara di dunia selama kurang lebih 100 jam atau 4 hari 4 malam lebih.
Tak pelak, program tersebut banyak menyedot perhatian banyak pihak. Tak kurang dari 135 negara mengikuti program tersebut termasuk di dalamnya Indoneisa. Porgram tersebut juga diodukung oleh lembaga-lembaga dunia seperti PBB, UNESCO, dan legislatif dai AS.
Kini, teleskop murah itu sudah dipasarkan dan bisa dimanfaatkan oleh anak-anak untuk sarana edukasi, bermain bahkan melakukan pengamatan sedari dini.