Materi Khutbah Jumat Tentang Ujian dan Musibah

Berikut adalah salah satu contoh materi khutbah jumat.

Alhamdulillahi nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu, wa na’udzu billahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiati a’malinaa. Man yahdillahu fahuwal muhtadi wa man yudlil falan tajidalahu waliyyan mursyidan. Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah.

Jemaah sidang jumat rahimakumullah,

Di dalam menempuh perjalanan hidup dunia yang fana (tidak abadi) ini, ummat manusia senantiasa mendapat ujian dan musibah. Silih berganti datangnya ujian dan berbagai macam bentuk musibah yang menimpa kehidupan manusia.

Allah Swt., berfirman kepada hamba-Nya sebagai berikut :

“Apakah manusia menyangka bahwa mereka akan dibiarkan berkata : Kami telah beriman, tetapi mereka tidak diuji ?” Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang dahulu sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui siapa orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut : 2 dan 3)

Ujian dan musibah itu sudah berlaku dan terjadi kepada ummat manusia sejak zaman dahulu kala, bahkan terjadi kepada diri dan keluarga para Nabi dan Rasul Allah, seperti yang terjadi pada keluarga Nabi Ya’kub As. Yaitu ketika putra Nabi Ya’kub As., yang bernama Yusuf dibuang oleh saudara-saudaranya, dengan cara menipu orang tuanya. Setelah beberapa tahun lamanya Yusuf belum ditemukan, kemudian Benyamin juga tertahan di Mesir. Maka Nabi Ya’kub As., mengalami kesedihan dan penderitaan, ujian dan musibah datang silih berganti tidak henti-hentinya.

Perjalanan hidup manusia tidak selalu mendatar di atas jalan yang licin, adakalanya mereka berjalan mendaki di atas bukit dan menurun ke jurang melalui batu-batu kerikil, bahkan mereka diserbu angin topan di padang pasir dan dihempas gelombang sambung menyambung di samudra luas.

Dalam menghadapi ujian dan musibah itu, pertahanan yang sangat ampuh adalah bersikap sabar. Pengertian sabar menurut arti bahasa ialah: “Teguh hati tanpa mengeluh di timpa bencana”. Sabar itu adalah sikap dan pancaran yang timbul dari dalam hati yang paling dalam karena sikap taslim atau istislam, yakni berserah diri kepada ketentuan Ilahi, setelah berusaha dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

Orang yang bersikap sabar sebelum melaksanakan usaha atau ikhtiar secara bersungguh-sungguh itu namanya malas. Dan orang yang bersikap sabar demikian karena tiada pilihan lain menerima saja, juga tidak dinamakan sabar, tetapi sikap itu adalah berputus asa.

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, karena sesungguhnya tidak putus asa dari rahmat Allah melainkan kaum kafir.” (QS. Yusuf : 87)

Jemaah sidang jumat rahimakumullah,

Begitu ummat yang pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari ujian dan musibah itu, akan tampillah mereka menjadi ummat yang benar-benar beriman, karena firman Allah Swt., di atas memberikan keterangan kepada ummat yang beriman, sebagai berikut :

1.       Ummat yang beriman senantiasa akan diuji di dalam perjuangan hidupnya, baik pribadi dan keluarganya, maupun jamaahnya.

2.       Ummat sebelum ummat manusia yang sekarang inipun telah diberikan berbagai ujian, seperti pada Nabi, Rasul, sahabat ulama dan pemimpin Islam.

3.       Ujian dan musibah itu adalah untuk memilih siapa di antara ummat manusia yang tabah dan teguh memegang akidah, dan siapa di antara ummatnya yang sabar dan ikhlas atau yang pembohong.

Ujian dan musibah itu datang dalam berbagai macam bentuk dan sifatnya, seperti yang dijelaskan Allah Swt., didalam Al Qur’an sebagai berikut :

“Sesungguhnya Kami akan beri kamu ujian dengan sebagian daripada ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan; dan berilah berita yang menyenangkan kepada mereka yang sabar. ” (QS. Al Baqarah: 155)

Firman Allah Swt., itu memberikan 5 macam bentuk ujian dan musibah, yaitu :

1.       Sifat takut (Al khauf)
Sifat takut ini dimiliki manusia sejak zaman dahulu, di samping memiliki sifat pemberani. Nabi Muhammad Saw., dan para sahabatnya walaupun sudah melakukan hijrah, namun ancaman dan tekanan dan orang-orang kafir dan musyrik di Mekkah terus dilancarkan dalam berbagai bentuk tekanan dan intimidasinya.

Setelah tiba di kota Madinah Nabi Muhammad Saw., dan para sahabatnya disambut oleh kaum Anshar, juga mendapat ancaman dari kabilah di luar kota Madinah, fitnah datang dari kaum Yahudi di Madinah, dan bangsa Romawi yang memegang kekuasaan di bagian utara juga akan menyerang Rasulullah Saw.

Kenyataan sifat takut itu pun dimiliki ummat Islam dewasa ini dalam menyampaikan dakwah dan ajaran Islam. Di antara sebab kemunduran ummat Islam dewasa ini adalah karena sifat takut itu banyak menguasai diri ummat Islam.

Sifat takut itu dapat mematikan semangat dan cita-cita, dan dapat melumpuhkan semangat perjuangan, bahkan sifat takut itu mendorong orang mendiamkan kejahatan dan kemungkaran, karena takut menegakkan keadilan dan kebenaran hanya untuk keselamatan diri sendiri.

2.       Kelaparan (Al Juu’)
Kelaparan dan kemiskinan tidak hanya terjadi pada zaman Rasulullah Saw., saja karena perjalanan hijrahnya, pada masa kini pun banyak terjadi kematian karena kelaparan, bukan hanya di Afrika terutama di Somalia, tetapi di dalam media cetak sudah diberitakan di Papua Barat sejak tahun 1982 samapai 1984 sejumlah orang mati karena kelaparan.

3.       Kekurangan harta benda (Naqsun minal amwaali)
Ketika Rasulullah Saw., dan para sahabatnya hijrah, tidak membawa harta benda, yang mereka selamatkan hanyalah keyakinanagama Islam, hijrah yang dilakukannya hanyalah membawa cita-cita aqidahnya. Dewasa ini pun ummat manusia terancam kekurangan harta benda karena rugi dalam perdagangan, atau terkena musibah kebanjiran dan kebakaran.

4.       Terancam keselamatan jiwa (Al Anfus)
Pada waktu Rasulullah Saw., dan sahabatnya hijrah dari Mekkah ke Madinah, kelurganya ditinggalkan, istri dan anak-anak ditinggalkan, hidup menanggung derita penuh ujian dan diliputi musibah. Ancaman dari kaum kafir dan musyrik berupa pembunuhan dan pembantaian sangat ganas dan beringas yang banyak mengakibatkan kematian di pihak ummat Islam. Dewasa ini ancaman keselamatan jiwa ummat Islam di berbagai Negara yang ada di dunia ini terus berlangung, seperti di Palestina, Afrika, Afghanistan, Pakistan dan sebagainya.

5.       Kekurangan buah-buahan (Ats Tsamarat)

Akibat dari hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw., sehingga para pengikutnya meninggalkan kebun-kebun kurma sebagai sumber makanan pokok pada waktu itu. Dan saat ini pun ummat manusia mengalami kekurangan buah-buahan atau sumber makanan pokok, karena kesukaran mencari tanah untuk bertani, atau sering terjadi kekeringan dan kebanjiran oleh karena kesalahan manusia dalam mengolah tanah dan hutan.

Hutan dibabat yang menimbulkan kebanjiran, atau kekeringan yang menimbulkan kebakaran-kebakaran atau pohon buah-buahan itu dimakan hama sehingga tidak menghasilkan buah-buahan yang sangat diperlukan.

Jemaah sidang jumat rahimakumullah,

Ummat manusia dahulu dan sekarang senantiasa diuji oleh Allah Saw., perbedaannya terletak hanya pada situasi dan kondisi lingkungan hidupnya, dan terletak pada peristiwanya saja. Namun semua ujian dan musibah itu akan dirasakan oleh ummat manusia sebagai derita yang menimpa hidupnya.

Setelah ummat manusia secara merata terkena ujian dan berbagai macam bentuk musibah, Allah Swt., memerintahkan kepada Rasul-Nya

“Sampaikanlah berita gembira kepada ummat yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 155)

Baarakallahu lii walakum bil qur’anil ‘adzim wa nafa’anii wa iyyakum bil ayaati wa dzikril hakim. Wa taqabbala minni waminkum tilawatahu innahu huwas sami’ul ‘alimm. Wa qul rabbighfir warham wa anta khairur rahiminn. 


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan