Penemuan Lebih dari 400 Planet Baru

Banyak penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi yang bisa kita nikmati dan manfaatkan untuk kemudahan hidup kita. Bagaimana jika mendengar ada penemuan planet baru? Letaknya yang jauh, tentu membuat kita penasaran bagaimana wujud planet baru tersebut.

Manusia bisa terus berkembang, menghasilkan berbagai penemuan baru, terlebih lagi alam semesta. Tanpa kita sadari, mungkin setiap waktu alam mengalami perubahan, entah itu perubahan musim ataukah penambahan anggota di luar sistem tata surya.

Kita mengenal ada sembilan planet yang mengitari pusat tata surya, matahari. Dari kesembilan planet tersebut hanya satu planet yang layak untuk dihuni oleh manusia, yaitu Bumi. Apakah planet-planet lainnya tidak layak untuk dihuni? Jika melihat struktur Bumi dan kandungan unsur hara Bumi, yang cocok untuk ditinggali oleh makhluk hidup, tidak ditemukan di planet lainnya.

Namun, sejak tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Planet Pluto dari daftar planet yang ada, sehingga jumlah planet di tata surya menjadi delapan planet. Planet Pluto dinyatakan hilang, salah satunya karena sudah tidak terlihat lagi dilintasan orbit-orbit planet dalam sistem tata surya.

Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, tampaknya bisa berlaku juga di pusat tata surya. Tanpa kita sadari ada banyak planet baru yang ditemukan. Menurut International Astronomical Union (IAU), atau Persatuan Astronomi Internasional, menyatakan ada enam planet baru yang ditemukan.

Keenam planet baru tersebut dinamakan Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, dan UB 313. Ukuran keenam planet baru tersebut, pada awal ditemukannya berukuran besar. Namun, selang beberapa waktu, Ceres dan UB 313 kini berubah status menjadi planet baru kerdil.

Penemuan planet-planet baru ini dianggap lumrah mengingat benda-benda langit di pusat tata surya, yang berada di lintasan orbitnya masing-masing, tak menutup kemungkinan membentuk planet baru di luar sistem tata surya.

Bagaimana terbentuknya planet baru? Matahari sebagai pusat tata surya memegang kendali pembentukan planet baru ini. Di sekitar matahari, ada proses yang disebut akresi, yang menjadi sebab terbentuknya planet baru. Tidak hanya planet baru yang dapat terbentuk melalui proses akresi ini, tetapi juga dapat membentuk bulan, komet, dan asteroid.

Partikel-partikel kecil yang berada di sekitar Matahari, saling bertabrakan dan membentuk badan yang lebih besar dan akhirnya mencapai ukuran planet. Partikel yang telah membetuk planet baru ini, seiring perjalanan waktu akhirnya memiliki kemampuan untuk menciptakan gravitasinya sendiri.

Planet baru banyak ditemukan oleh para ahli astronomi. Penemuan planet baru tersebut tidak hanya dilakukan oleh Persatuan Astronomi Internasional (IAU) saja, tetapi juga dilakukan oleh berbagai ahli astronomi di seluruh dunia, salah satunya ada ahli astronomi asal Indonesia yang juga ikut menemukan planet-planet baru. Berikut perkembangan dari tahun ke tahun perihal penemuan planet baru di luar sistem tata surya:

Berdasarkan informasi yang didapat, pada tahun ini ditemukan planet baru, yang dilihat di La Silla Cile. Planet baru ini ditemukan oleh ahli astronomi Eropa. Planet baru yang dinamakan dengan Planet 581 C, ini disinyalir sebagai planet baru yang mirip dengan Bumi tempat kita tinggal. Planet 581 C ini dilihat dengan menggunakan teleskop observatorium Eropa Selatan.

Seorang astronom Jerman Wilhelm Gliese, yang menyusun katalog planet pengitar Bintang Gleise 581 sebagai bagian dari survey mengenai bintang yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1957, menemukan Planet Gliese 581g.

Planet baru ini ditemukan ketika mengitari bintang merah Gleise 581. Karena mengitari bintang merah Gleise 581 inilah, mengapa planet baru tersebut diberi nama Planet 581 C. Planet baru 581 C ini ternyata memiliki kandungan air, temperatur dan bentuknya belum dapat diketahui dengan pasti, dan planet baru ini jaraknya sangat jauh dari Bumi kita. Planet 581 C berjarak 120 triliun mil dari Bumi.

Planet baru Gliese 581g ini mengorbit bintang cebol merah Gliese 581 yang berjarak 20 juta tahun cahaya dari Bumi dalam konstelasi Libra. Dengan jarak sejauh itu, berarti planet tersebut cukup dekat dengan bintangnya, sehingga waktu orbitnya kurang dari 37 hari. Planet baru ini hampir seukuran Bumi. Massa planet empat kali lebih besar dari massa Bumi. Planet baru Gliese 581g memiliki radius jarak antara 1,3 – 2 kali panjang jari-jari Bumi.

Peneliti David Charbonneau dari Pusat Astrofisika Smithsonian, Unversitity Harvard, Cambridge, Massachusetts, menjelaskan adanya penemuan planet baru. Planet baru ini dinamai GJ 121 4b, dengan memiliki ukuran sekitar 2,7 kali ukuran Planet Bumi. Planet baru ini memiliki massa kira-kira 6,5 kali lebih berat dari Bumi.

Berdasarkan berat jenisnya, para ilmuwan mengira GJ 121 4b mengandung ¾ air likuid dengan inti padat dari besi dan nikel serta atmosfer hidrogen dan helium yang mirip dengan Bumi. Uniknya planet baru ini merupakan samudera yang luas, karena di planet baru ini tidak ada satu pun benua yang mengambang di atas atau menyeruak dari air.

Planet GJ 121 4b ini ditemukan dengan menggunakan proyek MEarth. MEarth merupakan satu unit perangkat teleskop kecil berbasis di Bumi yang digunakan untuk mendetekasi perubahan dari menit ke menit kekuatan cahaya bintang-bintang merah nan redup yang disebut dengan M dwarfs atau Bintang Cebol.

Planet GJ 121 4b ternyata lebih panas dari Bumi kita. Atmosfernya pun lebih tebal, sehingga tekanan atmosfer terhadap permukaan planet itu besar sekali dan cahaya yang sangat sedikit sulit menembus kabut untuk mencapai samudera planet baru tersebut.

Para ahli ilmu astronomi Eropa mengumumkan penemuan 32 planet baru di luar sistem tata surya. Penemuan planet baru tersebut memperkuat bukti dari teori bahwa jagat semesta sebenarnya memiliki banyak tempat yang bisa membangun kehidupan.

Para peneliti astronomi Eropa menyatakan bahwa planet-planet baru yang mereka temukan itu berukuran tidak sama dengan Bumi. Sehingga, penemuan planet baru yang berjumlah 32 planet baru ini menambah jumlah planet yang telah ditemukan di luar tata surya yang telah mencapai angka 400 buah planet baru.

Penemuan 32 planet baru ini menggunakan teleskop dari European Southern Observatory. Melalui teleskop ini, dapat dilihat bahwa enam dari planet-planet yang baru ditemukan itu berukuran beberapa kali besar Bumi.

Keenam planet baru tersebut diyakini bisa menampung habitat lebih dari 30 persen dari kapasitas Bumi. Dua planet baru yang ditemukan berukuran lima kali lebih kecil dari Bumi. Sisanya, sebagian besar planet baru yang ditemukan ini ada yang berukuran sama besar dan lima kali lebih kecil dari Planet Jupiter.

Kita sebagai orang Indonesia bisa bangga dengan apa yang dilakukan oleh seorang Johny Setiawan, yang saat ini sedang menjalin kerjasama dengan Max Planck Institute for Astronomy (MPIA) Jerman, menemukan planet baru HIP 13044 b.

Planet baru HIP 13044 b ini ditemukan dengan menggunakan alat canggih Spectrograph Teleskop 2,2 meter di Cile. Planet baru yang ditemukan oleh Johny ini, membutuhkan waktu orbit untuk mengelilingi bintang induknya selama 16 hari. Sementara bintang itu sendiri sudah melewati fase red giant. Apa itu fase red giant? Fase red giant merupakan ukuran membengkak dari diameter aslinya sebelum mati karena kehabisan hidrogen.

Selain planet baru HIP 13044 b, Johny bersama timnya juga telah berhasil menemukan delapan planet baru dengan menggunakan teleskop yang sama di European Southern Observatory’s La Silla Observatory, Cile. Kedelapan planet baru tersebut adalah HD 47536 b, HD 11977 b, HD 70573 b, TW Hydrae b, Chi Virgins b, HD 110014 b, dan HD 110014 c. Hasil penemuan planet-planet baru ini telah dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah Astronomy & Astrophysics, dan The Astrophysical Journal And Nature.

Dari berbagai penemuan planet baru yang dilakukan oleh berbagai ahli astronomi, bila ditotal secara keseluruhan sudah ada 400-an planet baru yang ada di luar sistem tata surya kita. Tidak menutup kemungkinan, akan ditemukan lagi planet baru lainnya, yang bisa dihuni oleh manusia selayaknya planet Bumi.


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan