Meteor, Si Bintang Jatuh

logo anne ahiraAsian Brain Support$("#boxes").load("#dialog");Permisi, numpang lewat sebentar...! :-)Saya ingin mengucapkan TERIMA KASIH Anda telah mengunjungi situs saya!Jika Anda saya undang menjadi bagian dari "Asian Brain Community" mau enggak? Mau dong! :-)Karena Anda akan mendapatkan segudang manfaat! Salah satunya, Anda akan mendapatkan tips menarik setiap minggu - Gratis! Mulai dari tips bisnis, motivasi, cerita lucu, dan masih banyak lagi!Silakan masukkan data Anda di bawah! Saya yakin Anda akan senang menjadi bagian dari Asian Brain Community. Sampai ketemu di Forum! Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali

Orang menyebutnya bintang jatuh. Di langit malam, meteor memang tampak seperti bintang yang bergerak melintasi bintang-bintang lainnya. Kata meteor berasal dari kata Yunani meteoros, yang artinya “jauh tinggi di udara”. Sebenarnya, meteor adalah penampakan lintasan benda langit yang disebut meteoroid ketika memasuki atmosfer Bumi. Meteoroid adalah benda-benda langit yang ukurannya lebih besar daripada molekul dan lebih kecil daripada asteroid.

Asteroid (artinya: mirip bintang) sendiri sebenarnya lebih tepat disebut planetoid (mirip planet), yakni benda langit yang bentuknya tidak beraturan dan garis tengahnya kira-kira 1-700 kilometer. Jadi, menurut batasan ini, meteoroid berukuran kurang dari 1 km. Sebagian ahli lain memberikan batasan bahwa meteoroid berukuran antara 100 mikrometer hingga 10 meter. Namun, ada juga ahli yang memberikan batasan diameternya hingga 50 meter.

Jutaan

Meteoroid tersebar di Tata Surya. Seperti planet-planet dan asteroid, umumnya berputar mengelilingi Matahari. Dibanding Bumi yang berputar mengelilingi Matahari dengan kecepatan sekitar 29 kilometer per detik, meteoroid bergerak dengan kecepatan kira-kira 42 kilometers per detik. Sebagian meteoroid itu bergerak tidak searah dengan gerakan Bumi mengelilingi Matahari. Bahkan, ada yang bergerak secara berlawanan arah. Meteoroid yang bergerak tidak searah dengan gerakan Bumi inilah yang memiliki kemungkinan besar tertarik oleh gravitasi Bumi, kemudian menembus atmosfer.

Ketika memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan supersonik, meteoroid menghasilkan tekanan udara yang besar sekali di sisi depannya. Tekanan akibat kecepatan sangat tinggi ini memanaskan udara dan kemudian menjadikan meteoroid sangat panas hingga terbakar dan menimbulkan cahaya yang bisa kita lihat dari Bumi dengan mata telanjang. Meteor umumnya berlangsung di lapisan mesosfer, antara 75 km hingga 100 km di atas permukaan Bumi. Meteor tampak di ketinggian antara 65 hingga 120 kilometer.

Sebenarnya, ada jutaan meteoroid yang jatuh ke atmosfer Bumi. Sebagian besar berukuran antara 4 sampai 64 milimeter dan sebagian besar pula hangus terbakar di angkasa sebelum jatuh ke permukaan Bumi.

Bahan Keris

Meteoroid yang lolos dari atmosfer dan jatuh ke Bumi disebut meteorit. Tiap tahun, diperkirakan ada sekitar 500 meteorit yang jatuh dengan ukuran sebesar kelereng hingga sebesar bola basket atau lebih. Namun, dari jumlah itu, hanya 5 atau 6 meteorit yang ditemukan. Sebagian meteroit berukuran cukup besar sehingga menimbulkan kerusakan di permukaan Bumi.

Karena ukurannya yang relatif kecil, jatuhnya meteorit tidak bisa kita duga. Salah satu meteorit jatuh di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Mei 2010, menimpa dan menghancurkan genting serta lantai sebuah rumah warga.

Para empu zaman dulu memanfaatkan meteorit sebagai bahan pembuat keris. Sifat logamnya yang keras tetapi ringan membuat meteorit sangat cocok sebagai bahan pembuatan keris.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan