Matahari, Bola Gas Raksasa

MATAHARI adalah sebuah bola gas raksasa yang sangat panas dan memancarkan cahaya sendiri. Dalam bahasa Inggris, Matahari disebut juga solar,  yang berasal dari kata Sol, nama dewa matahari Romawi. Matahari sebenarnya adalah sebuah bintang.

Matahari terlihat sangat besar dibanding dengan bintang-bintang lain karena jaraknya jauh lebih dekat ke Bumi. Jaraknya dari Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jadi, dengan kecepatan cahaya sekitar 300.000 kilometer per jam, maka cahaya dari Matahari membutuhkan waktu delapan menit 20 detik untuk mencapai Bumi.

Begitu besarnya Matahari, kalau dibandingkan, sebanyak 1.300.000 planet sebesar Bumi akan bisa ditampung oleh Matahari, bahkan masih ada ruang yang tersisa. Namun jika dibandingkan dengan bintang lain, Matahari berukuran rata-rata. Banyak bintang yang berukuran jauh lebih besar.

Matahari tentu saja sangat panas. Tetapi panas itu bukan karena adanya pembakaran. Matahari juga bukan bola api. Matahari adalah sebuah bola gas, yang makin ke dalam makin rapat sehingga sangat padat. Itulah yang membuat pusat Matahari sangat panas. Di sana, panasnya mencapai 15 juta derajat Celsius!

Lima Miliar Tahun

Para ilmuwan berpendapat bahwa Matahari terbentuk dari awan gas dan debu yang tersebar di angkasa luar. Gas dan debu itu berasal dari bintang-bintang yang lebih tua. Gas dan debu itu kemudian saling menarik, berkumpul, dan makin lama makin besar dan padat. Setelah melewati miliaran tahun, pusat awan gas itu membentuk sebuah bola raksasa.

Gravitasi menyebabkan bola gas raksasa itu makin mampat sehingga di pusatnya lebih padat dibanding baja. Pada suatu saat, ketika semakin padat, bola gas itu menjadi sangat panas sehingga menjadi perapian atom. Bola gas itu pun mulai memancarkan cahaya. Maka, sebuah bintang telah lahir. Menurut para ilmuwan, Matahari terbentuk sekitar lima miliar tahun yang lalu.

Sumber Kehidupan

Tanpa Matahari, tak akan ada kehidupan di Bumi. Matahari memancarkan energinya dan sampai ke Bumi dalam bentuk gelombang cahaya. Tiap saat Matahari memancarkan cahayanya ke segala arah dan hanya sebagian kecil yang sampai ke Bumi. Meskipun tiap saat Matahari kehilangan energi dalam jumlah yang sangat banyak, proses pembakaran di dalamnya masih akan berlangsung sangat lama, hingga miliaran tahun, sebelum ia kehilangan sumber energinya dan berubah menjadi bintang mati.

Gelombang cahaya Matahari akan menembus atmosfer sebelum sampai ke permukaan Bumi. Di Bumi, gelombang cahaya itu menerpa daun-daun tumbuhan, membantu dedaunan itu dalam proses fotosintesis. Tentu saja terlalu banyak manfaat cahaya Matahari bagi Bumi dan seisinya. (*)


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan