Sebagai Negara tropis yang dikelilingi laut, potensi badai laut terjadi di Indonesia memang sangat besar. Besarnya volume penguapan air laut, secara perbedaan yang signifikan antara permukaan laut dan kedalaman laut memang membuat Indonesia memiliki risiko yang cukup besar. Selain itu, kelembaban udara yang cukup tinggi menambah faktor risiko yang ada.
Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya badai tersebut? Proses kondensasi uap air laut diperkirakan menjadi salah satu penyebab terjadinya badai laut. Kondensasi adalah peristiwa mengembunnya uap air yang naik ke atmosfer akibat penguapan air laut. Uap air laut tersebut membawa udara lembab di sekitar atmosfer.
Proses kondensasi akan melepaskan energi panas. Energi panas tersebut akan menjadi “mesin penggerak” badai. Besar kecilnya badai yang ditimbulkan akan tergantung jumlah energi yang dilepaskan pada saat kondensasi.
Selain itu, potensi badai akan juga dipengaruhi oleh besarnya uap air yang dilepaskan ke atmosfer. Besarnya uap air yang lepas tersebut sangat dipengaruhi juga oleh besarnya tingkat penguapan yang tak lain adalah besar kecilnya temperatur udara yang ada di lautan. Besar kecilnya temperatur udara tersebut akan mempengaruhi jumlah uap air yang dilepaskan ke atmosfer.
Udara lembab lautan juga ditenggarai bisa menjadi pemicu terjadinya badai. Seperti telah dijelaskan di awal, adanya udara lembab akan mengakibatkan udara naik ke atmosfer. Selain itu, faktor-faktor penting cuaca seperti tekanan udara dan kecepatan gerak angin juga sangat mempengaruhi besar kecilnya badai yang terjadi. Kombinasi dari faktor-faktor penting tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya badai laut yang terjadi.
Dampak Adanya Badai
Badai merupakan salah satu bencana alam yang perlu kita waspadai. Upaya peringatan dini dan upaya mitigasi lainnya sangat mempengaruhi besar kerugian yang ditimbulkan baik itu kerugian materiil maupun non-materiil. Amerika Serikat tercatat sering mengalami bencana badai ini. Badai Katrina merupakan salah satu jenis badai yang sering menimpa negeri Paman Sam tersebut.
Pada peristiwa Badai Katrina, banyak sekali daerah terendam air. Putusnya hubungan dengan kota-kota di sekitar daerah terkena badai, sangat mempengaruhi roda perekonomian masyarakat. Badai tersebut dapat mengancam struktur sosial dan ekonomi di daerah tersebut.
Badai Ketsana yang melanda negara Filipina, Vietnam, Laos, dan Kamboja tercatat sebagai bencana terbesar di keempat negara tersebut. Badai tersebut memporakporandakan pranata sosial yang ada di negara tersebut.
Tidak hanya korban jiwa yang berjatuhan, praktis kegiatan perekonomian warga juga runtuh seketika. Ketsana merusak sekitar 740 hektar perkebunan karet dan kopi. Kerugian ditaksir sekitar 168 juta dollar di Vietnam dan 101 juta dollar di Filipina.
Kondisi pangan di daerah terkena badai pun akan lumpuh. Krisis pangan mengancam para korban. Hal ini tentu saja memerlukan penanganan yang segera dan tepat.