Menentukan Jadwal Puasa

 

Jadwal puasa merupakan salah satu waktu yang banyak dicari oleh umat Islam menjelang masuk bulan Ramadhan. Hal ini karena pada bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.


Umat Islam mencari informasi jadwal puasa ini untuk menentukan awal dimulainya bulan Ramadhan, dan juga sekaligus untuk menentukan waktu berakhirnya bulan tersebut. Hal ini sekaligus juga sebagai informasi untuk menentukan waktu perayaan Hari Raya Idul Fitri yang akan dirayakan setelah ibadah puasa di bulan Ramadhan selesai.


Proses pencarian informasi ini dilakukan mengingat dalam menentukan Jadwal puasa, dilakukan proses yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Hanya orang-orang yang memiliiki kemampuan di bidang perhitungan astronomi saja yang dianggap bisa menjadi acuan atau referensi umat untuk mengetahui kapan dimulainya ibadah bulan puasa.


Perhitungan Islam


Di dalam agama Islam, perhitungan kalender tidak menggunakan peredaran matahari sebagai acuan seperti yang digunakan dalam penanggalan masehi. Perhitungan kalender Islam menggunakan perputaran bulan sebagai cara penentuan penanggalan. Oleh karenanya, untuk menentukan kapankah bulan Ramadhan dimulai dan berakhir, harus berpatokan pada proses peredaran bulan.


Selama ini di dalam menentukan jadwal puasa, ada dua cara yang dilakukan oleh para ahli agama Islam. Dua cara tersebut adalah menggunakan sistem hisab atau perhitungan, dan juga dengan cara rukyat atau melihat secara langsung.


Cara hisab ditentukan melalui perhitungan angka yang berpatokan pada perkiraan titik orbit bulan pada waktu tertentu. Sehingga, masa edar bulan sudah bisa diprediksikan jauh hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Demikian pula dalam proses penentuan masuknya bulan Syawal sebagai penanda berakhirnya bulan Ramadhan.


Selain menggunakan sistem hisab, ada sistem lain yang juga digunakan dalam menentukan perhitungan bulan Ramadhan. Cara tersebut adalah rukyattul billal atau melihat bulan secara langsung. Biasanya, para ahli akan berkumpul di suatu kawasan yang pandangannya bisa bebas tanpa terhalang apapun juga. Di sana mereka akan melihat tanda-tanda munculnya bulan sebagai penentu dimulainya bulan Ramadhan dan juga berakhirnya bulan tersebut, untuk segera masuk ke bulan Syawal .


Lokasi yang kerap digunakan sebagai tempat melihat bulan biasanya adalah di daerah pantai, di gedung yang tinggi atau perbukitan yang tidak terdapat penghalang pandangan. Ini merupakan cara yang pernah dilakukan semasa Nabi Muhammad masih hidup dan juga dilakukan oleh beberapa sahabat beliau.


Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan juga kondisi lingkungan, kemudian cara tersebut juga sering digunakan untuk menentukan jadwal puasa. Sebab, dengan kemajuan zaman, orang semakin sulit untuk menemukan lokasi yang bebas pandang, sebagaimana di zaman Nabi.


Kedua sistem perhitungan tersebut, pada akhirnya digunakan untuk saling menguatkan keputusan penentuan jadwal puasa. Meski pada praktiknya, kerap dijumpai perbedaan mengenai hasil perhitungan kedua sistem tersebut. Khususnya, dalam hal menentukan berakhirnya bulan Ramadhan atau menentukan hari raya Idul Fitri.


Dan hal ini berdampak pada perbedaan perayaan Idul Fitri dari umat Islam yang menggunakan sistem falak dan juga hisab. Namun perbedaan tersebut tidak menjadi sebuah permasalahan, mengingat dalam agama Islam sudah diberikan dasar yang jelas atas perbedaan yang terjadi tersebut. Masing-masing umat yang memiliki kepercayaan atas sebuah sistem, dipersilakan untuk menentukan waktu hari raya sesuai dengan kepercayaan mereka.


Yang paling utama adalah, bahwa perbedaan yang terjadi memiliki dasar perhitungan yang kuat dan sudah diajarkan dalam agama. Dalam agama Islam, perhitungan waktu puasa dan hari raya Idul Fitri hanya merujuk pada sistem peredaran bulan saja. Jika ada aliran yang menggunakan dasar dari fenomena antariksa lain, seperti pasang surut air laut atau perhitungan penanggalan Jawa, maka hal tersebut tidak bisa dibenarkan sebagai dasar perhitungan waktu puasa bulan Ramadhan dan juga hari raya Idul Fitri.


Sebab, dalam Islam tidak mengenal sistem perhitungan jadwal puasa dengan menggunakan kedua sistem perhitungan tersebut. Sehingga, apabila ada kelompok yang menentukan jadwal puasa dengan landasan di luar perhitungan sistem edar bulan, maka bisa dikatakan ibadah yang mereka lakukan tidak memiliki landasan agama yang benar.


Mengenal Ilmu Falak


Salah satu cara penentuan jadwal puasa adalah menggunakan ilmu Falak. Ilmu ini merupakan cabang ilmu Astronomi yang mempelajari tentang sistem lintasan benda-benda yang berada di langit. Terutama di antaranya adalah bumi, bulan serta matahari yang berada pada lintas edar atau orbitnya masing-masing. Tujuan dari mempelajari sistem ini adalah guna mengetahui posisi dari setiap benda langit tersebut dari satu benda langit ke benda langit lainnya. Dengan demikian, manusia bisa menentukan waktu yang terjadi pada saat bersamaan di muka bumi.


Kata Falak sendiri berasal dari bahasa Arab, yang diartikan secara harfiah sebagai orbit. Dalam ilmu modern, ilmu Falak dikenal sebagai ilmu Astronomi. Pada saat ini, Falak lebih dikenal dengan nama hisab. Sebagian besar manusia, lebih mengkaitkan ilmu Falak sebagai ilmu yang digunakan untuk menentukan jadwal puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun, pada dasarnya ilmu Falak memliki cakupan lebih luas daripada sekadar sebegai media untuk menentukan kedua hal tersebut.


Ilmu Falak terbagi menjadi dua macam. Yang pertama adalah Falak Ilmiy yang dikenal juga sebagai Practical Astronomy. Sedangkan cabang ilmu Falak kedua adalah Falak Amaliy yang lebih banyak dikenal dengan ilmu Hisab.


Ilmu Falak banyak digunakan untuk membantu kehidupan manusia, diantaranya digunakan untuk menentukan arah kiblat atau arah sholat umat Islam, menentukan waktu shalat, penghitung awal bulan serta untuk mengetahui terjadinya gerhana.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan