Belajar Dari Keruntuhan Sejarah Kerajaan Turki Usmani

 

Sejarah kerajaan Turki Usmani mulai dari masa awal terbentuknya di abad ke 13 M, sampai dengan keruntuhannya di abad ke 20 awal, memang sangat berliku. Ada banyak sejarah gelap seperti perang, pemberontakan, penghianatan dan juga contoh kesetiaan yang bisa diambil hikmahnya.



Awal Keruntuhan


Kesultanan Turki Usmani berakhir saat sultan terakhir Turki Usmani, Sultan Abdul Hamid II, diasingkan ke Salonika. Inggris adalah biang keladi semua kehancuran yang terjadi di kesultanan tersebut. Sejak pertama kali menyerang Istambul, Inggris terus berusaha meruntuhkan keyakinan generasi muda pemimpin Turki untuk tidak lagi menggunakan sistem Islam dalam pemerintahan.


Musthafa Kemal Pasha yang kemudian menjadi popular karena dianggap berjasa dalam sebuah Perang Ana Forta, lantas merintis Pan-Turkisme. Yaitu menuntut kemerdekaan bagi negara Turki sendiri, terlepas dari kesultanan yang bernaung dalam kekalifahan Islam. Musthafa Kemal Pasha ini tidak lain adalah boneka Inggris berdarah Yahudi yang sengaja dimunculkan untuk menyerang dari dalam tubuh Turki sendiri.


Tidak lama kemudian, negara-negara Arab pun menuntut kemerdekaannya sendiri, menyusul kemerdekaan Turki. Dengan demikian, kekhilafahan yang berdasarkan pada persatuan atas nama agama Islam pun runtuh oleh sistem nasionalisme yang digembar-gemborkan Inggris. Masing-masing negara jadi mementingkan wilayahnya sendiri dan melupakan persatuan untuk melawan musuh Islam yang sudah memecah belah mereka.



Pelajaran Penting dari Keruntuhan Turki Usmani


Dari sejarah kerajaan Turki Usmani, nampak bahwa selemah apapun sebuah sistem kekhalifahan, ia tetap menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti oleh kaum kafir. Oleh karena itu, dengan cara apapun kaum kafir itu akan berusaha mengganti sistem kekhalifan dengan sistem pemerintahan lain. Inggris misalnya, menyebarkan paham nasionalisme dan separatisme serta demokrasi untuk membubarkan sistem khalifah.


Sistem khalifah yang berlaku di kesultanan Turki sudah tidak murni lagi, melainkan sudah berubah menjadi sistem kerajaan. Sehingga berlaku pewarisan kekuasaan kepada anak dan keturunan raja, walaupun tetap ada dewan perwakilan dari ulama sebagai penasehat sultan. Itu membuat kualitas seorang khalifah terus menurun. Seorang khalifah tidak lagi dipilih berdasarkan pertimbangan keilmuan Islam serta derajat keimanannya lagi.


Sejarah kerajaan Turki Usmani yang ada dalam artikel di atas adalah versi singkat. Namun inti permasalahan yang menyebabkan kehancuran sebuah sistem kekhalifan terakhir di dunia Islam tersebut, semoga dapat kita ambil hikmahnya, dan membuat pembaca semakin yakin bahwa banyak sekali pihak yang takut jika kekuasaan Islam kembali berjaya.  

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan