Berjuta Kebahagiaan di Hari Lebaran

Lebaran adalah hari raya umat Islam. Hari kemenangan. Hari di mana setiap jiwa kembali suci, kembali bersih. Hari raya lebaran atau biasa juga disebut hari raya idul fitri adalah hari dengan berjuta kebahagiaan. Berjuta kenikmatan. Semua salah Allah Swt hapus. Semua jiwa tak ubahnya bayi yang baru dilahirkan, tanpa dosa. 

Ya, itulah lebaran. Catatan keburukan setahun ke belakang telah berganti dengan lembar baru, lembar kosong, lembar bersih, tinggal bagaimana kita hendak mengisinya. Kegembiraan yang kita dapat bukan hanya di hari lebaran, namun sebulan sebelumnya kegembiraan tersebut sudah bisa kita rasakandengan hadirnya bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh hikmah.

Mulai dari bulan Ramadan hingga mndekati hari raya lebaran, umat islam mengisinya dengan segala amalan ibadah. Berpuasa hingga berzakat menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Namun, ada tradisi lain yang seolah sudah menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan di bulan sucu dan hari raya tersebut. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya.

1. Tradisi Mudik Lebaran

Ini adalah sebuah tradisi yang biasa dilakuakn seluruh umat muslim menjelang hari raya lebaran. Hampr semua perantau yang tersebar di banyak wilayah Nusantara dan juga luar negeri akan kembali ke kampung halamannya. Bertemu orangtua dan sanak saudara lainnya yang sudah lama ditinggalkan.

Ada kebahagiaan yang dirasakan jika perantau-perantau itu bisa melakukan mudik. Demikian pula sebaliknya, kesedihan senantiasa menemani para perantau yang tak mampu melakukannya. Mudik adalah tradisi “wajib”. Meski yang tidak melakukannya tidak akan berdosa, namun rasa kecewa akan selalu ada.

2. Tradisi Ketupat dan Opor Ayam

Ketupat dan opor ayam adalah menu “wajib” saat hari raya lebaran. Senua rumah pasti akan membuat menu makanan ini sebagai salah satu hidangan utama saat lebaran. Meskipun beragam makanan lain, semacam, rengginang, opak, kacang, tape ketan, dan aneka kue-kue kering lainnya telah disediakan, tanpa kehadiran ketupat dan opor ayam hari raya lebaran akan terkesan hambar.

3. Tradisi Silaturahmi dan Salam Tempel

Lebaran adalah hari di mana semua umat muslim bermaaf-maafan. Tak ada permusuhan di hari raya ini. Semua umat muslim melakukan silaturahmi satu sama lain, saling berkunjung ke rumah kerabat dan juga tetangga. Tujuannya satu, mempererat tali silaturahmi dan bermaafan atas segala salah yang telah diperbuat, baik yang disengaja ataupun tidak.

Pada momen bermaafan inilah tak jarang pula ada yang memberikan sejumlah uang sebagai tanda rasa sukurnya atas kemudahan rezeki yang Allah Swt berikan. Mereka yang memiliki harta berlebih biasanya membagikan uang kepada sanak saudara dan para fakir miskin. Tradisi yang seperti ini biasa disebut sebagai salam tempel karena dilakukan saat mereka sedang bersalaman.

4. Tradisi Jiarah Kubur

Satu lagi tradisi yang biasa dilakukan saat hari lebaran, yakni jiarah kubur atau nyekar ke makam leluhur atau saudara yang sudah lebih dulu dipanggil oleh yang maha kuasa, Allah Swt. Mereka senantiasa membersihkan makam untuk kemudian mendoakannya. Ya, kegembiraan hri raya lebaran tak hanya dinikmati oleh yang masih hidup saja, yang sudah meninggal dunia pun masih bisa menikmatinya meski hanya berupa doa. Subhanallah.


View the original article here

Bagaimana Mewujudkan Ukhuwah Islamiyah?

Tugas utama manusia adalah menegakkan dien (agama) Allah SWT, dan ajaran Islam akan tegak jika ada masyarakatnya yang Islami yang terbentuk dari persaudaraan dan cita-cita karena Allah SWT semata. Ukhuwah islamiyah merupakan persaudaraan yang terbentuk oleh suatu ikatan yang mengalahkan ikatan atas dasar darah dan keturunan, yaitu ikatan hati atas dasar akidah Islamiyah, keimanan dan taqwa , Allah SWT berfirman :

“ Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujurat : ayat 10 )

Ukhuwah islamiyah merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dan atas kehendak-Nya. Ikatan hati tidak dapat terjadi jika didasari oleh kekuatan materi atau kepentingan lain, ikatan hati akan terwujud oleh kekuatan akidah dan persaudaraan sejati seperti yang disebutkan dalam Al-Quran :

“Dan yang mempersatukan hati-hati mereka ( orang-orang yang beriman), walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah  mempersatukan hati mereka sesungguhnya Dia maha perkasa lagi maha bijaksana” ( QS, Al-Anfal : 63 ).

Rasulullah SAW, mengambarkan bagaimana seharusnya ummat Islam terpadu dalam suatu bangunan :

“Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, satu di antara lainnya saling memperkokoh ”

Kalau kita lihat sebuah bangunan yang kokoh dan megah, tentunya disana ada beberapa material yang dibutuhkan untuk saling menguatkan. Contohnya besi beton bertugas untuk mengokohkan pilar-pilar, begitu juga tembok, batu-bata dan lain sebagainya,  agar tampak kelihatan rapih dan bersih lalu dipoles dengan cat berwarna warni jadilah sebuah bangunan yang kokoh. Begitu juga dalam kehidupan muslim dengan terbentuknya rasa ukhuwah islamiyah maka Islam ini akan lebih terlihat kuat dan indah.

Kita lihat ke belakang ke masa-masa dimana sejarah mencatat ummat Islam hampir-hampir tidak pernah kalah baik fisik maupun militer, bahkan imperium romawi yang begitu besar dikalahkan oleh pasukan Islam pimpinan Shalahuddin Al Ayubi dalam perang salib. Ilmu pengetahuan dan budaya Islam pernah memimpin dunia selama lebih dari 600 tahun dan berbagai kejayaan lainnya  yang memukau bangsa barat.

Semua kejayaan itu dapat dicapai oleh ummat terdahulu karena mereka yakin bahwa kemenangan pasti akan Allah berikan kepada orang-orang yang beriman dan hanya bila orang-orang beriman menjadikan Allah ta’ala dan Rasul-Nya dan orang-orang beriman dan taqwa sebagai penolongnya. Dan kemenangan yang sebenarnya hanya akan muncul setelah cinta kepada Allah dan Rasulnya menancap kokoh dalam sanubari seorang muslim menjadikan Allah sebagai Ilah dan Rasulnya sebagai model dalam hidupnya serta menjadikan orang-orang beriman lainnya sebagai saudara. Jadi umat Islam akan selalu menang manakala memiliki dua potensi kekuatan yaitu kekuatan aqidah dan kekuatan ukhuwah islamiyah serta mewujudkan keduanya dalam realita kehidupan. Firman AllahSWT :

“ Dan barang siapa mengambil Allah dan rasul-Nya dan orang-orang beriman sebagai penolongnya maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang”.(QS.  Al-Maidah : 56 )

Dengan menjalankan ajaran islam yang kaffah (menyeluruh) maka Allah pasti akan memenuhi janjinya dengan apa yang telah Allah janjikan dalam Al-Quran.

Karena Al-qur’an dan hadist merupakan pedoman hidup bagi kaum muslim agar dalam menjalankan hidupnya sesuai dengan syariat-Nya, dengan menjalankan syariatnya maka pertolongan Allah pun akan semakin dekat.


Langkah-langkah dalam Ukhuwah Islamiyah

Untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah yang benar-benar kuat dan utuh tidaklah mudah, melainkan membutuhkan proses yang bertahap dan berkesinambungan. Sekurangnya ada empat upaya yang diperlukan untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah, yaitu :

1.       Ta’aruf (Saling Mengenal)

Dalam tahap ini sesame muslim saling mengenal baik dari aspek fisik, pemikiran, maupun kejiwaan. Dan dengan pengenalan ini, sesame muslim dapat saling menghayati hakekat perbedaan-perbedaan yang ada dan mampu menerimanya sebagai kehendak Allah Swt. Allah Swt berfirman :

“Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah yang lebih bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Tahu dan Mengerti.” (QS. Al-Hujurat : 13)

2.       Tafahum (Saling Memahami)
Pada tahap ini intensitas pengenalan terhadap saudara sesame muslim lebih mendalam yaitu sampai pada taraf memahami kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, karakter, dan cara berpikir. Dari tahap ini akan timbul ikatan hati (ta’liful qulb) yang merupakan inti dari ukhuwah islamiyah, karena hati adalah sumber dari gerakdan sikap seseorang.

Bila hati telah terpaut dan jiwa telah berpadu dalam suatu ikatan yang bermuara pada simpul aqidah, maka barulah akan terwujud persaudaraan yang bersih dan penuh rasa kasih.

3.       Ta’awun (Saling Menolong)
Saling membantu adalah salah satu sikap mulia yang Nampak memancar dari persaudaraan Islam seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt :

“Dan tolong menolonglah kamu (mengerjakan ) kebajikn dan taqwa, dan jangan tolong  menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah : 2)


Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap tafahum (saling memahami). Saling mengenal tanpa saling memahami tidak akan membentuk hubungan antar individu yang mempu tolong menolong.

4.       Takaful (Saling Mencukupi / menunjang)
Merupakan tahapan upaya yang tertinggi, dimana timbul rasa senasib sepenanggungan, baik dalam suka maupun duka. Setelah saling mengenal, kemudian ada sikap saling memahami yang akan memunculkan sikap saling membantu, maka Allah Swt akan memberi kemudahan pada rasa kebersamaan yang hakiki. Saat itulah kaum mukminin akan bersikap saling mencukupi dan saling menunjang dengan saudaranya, mengisi kekurangan dengan membagi kelebihan yang ada pada tiap individu.

Maha benar Allah atas firman-Nya pada (QS.Al Hasyr:9) yang mengisahkan tingkatan ukhuwah yang amat dalam dari kaum Anshar dan Muhajirin di masa Rasulullah Saw. Dalam tafsir ayat di atas, salah satu riwayat mengabarkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata :

“Seorang laki-laki mendapat hadiah kepala kambing dan ia adalah orang miskin, namun ia serahkan kepala kambing itu kepada tetangganya karena dilihatnya lebih miskin. Maka berputarlah kepala kambing tersebut kepada tujuh jiwa dalam tujuh rumah yang berbeda, lalu akhirnya kembali ke orang yang member pertama kalinya, maka turunlah ayat tersebut.”

Hak dan Kewajiban Sesama Muslim

Seorang muslim memiliki hak dan kewajiban terhadap muslim lainnya. Di antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terpenting adalah menyebarkan salam, menjawab salam, menengok yang sakit, mengantarkan jenazah, memohonkan do’a, mendo’akan yang bersin, menolong yang dizhalimi (teraniaya), menolong yang kesulitan, saling menasehati, menutupi aib yang lainnya, menjauhkan diri dari perbuatan yang mengganggu atau merugikannya seperti dengki, zhalim, ghibah, dan naminah.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairrah RA, bahwa Rasulullah SAW berkata :

“Hak sesorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasihati maka nasihati pulalah ia, jika bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka do’akanlah yarhamukallah, jika ia sakit kunjungilah, dan jika meninggal maka antarkanlah (ke kubur) “.


View the original article here

Kisah Nabi Ibrahim Mengenai Tabiat Seorang Istri

Al Quran banyak menceritakan tentang kisah nabi Ibrahim as. dan nabi nabi yang lainnya.  Ada suatu kisah menarik mengenai mengenai nabi Ibrahim dengan para isteri nabi Ismail as. yang ditemui langsung oleh nabi Ibrahim saat berkunjung ke rumah Ismail.


Isteri Sebagai Gerbang Pintu Rumah Tangga

Suatu hari nabi Ibrahim mengunjungi putranya Ismail yang tinggal di semenanjung  Arab. Namun Ismail sedang tidak berada dirumah dan Ibrahim hanya mendapati istrinya Ismail. Dan istrinya Ismail tidak mengetahui bahwa yang datang adalah nabi Ibrahim.

Ibrahim pun bertanya tentang keadaan dan kehidupan mereka, lalu isterinya Ismail mengadu tentang kesulitan dan kesusahan hidup yang mereka alami.

Setelah mendengarkan keluh kesah istri Ismail, beliau pun pulang dan hanya menitipkan pesan untuk putranya lewat isterinya itu, nabi Ibrahim berkata padanya “ Katakan kepada suamimu untuk mengganti daun pintu rumahnya”

Ketika Ismail datang, isterinya menceritakan bahwa ada seorang tamu datang ke rumah mereka dan menitipkan sebuah pesan kepada suaminya. Nabi Ismail langsung mengerti siapa yang datang dan paham dengan apa yang dikatakan tamu tersebut, kemudian beliau berkata “Itu adalah ayahku dan ia memerintahkan aku agar meninggalkanmu, maka kembalilah engkau kepada keluargamu.”

Kemudian nabi Ismail menikah kembali dengan isteri yang kedua. Pada suatu kesempatan Nabi Ibrahim datang kembali mengunjungi putranya, dan saat berkunjung ternyata Ismail juga sedang tidak ada di rumah, dan hanya menemui isteri Ismail yang kedua.

Lalu beliau pun menanyakan tentang kehidupan juga keadaannya bersama Ismail seperti yang beliau tanyakan kepada isteri pertamanya dulu. Isteri nabi Ismail ini menceritakan bahwa kehidupannya baik-baik saja dan banyak dikaruniai nikmat. Mendengar jawaban ini Nabi Ibrahim pun merasa puas dan menganggap bahwa isteri Ismail yang sekarang adalah cocok untuk putranya.

Dari kisah nabi Ibrahim ini dapat diambil sebuah pelajaran untuk para istri bahwa seorang isteri yang sholehah adalah isteri yang tidak mudah menceritakan kesulitan hidup keluarganya kepada orang lain. Dan seorang isteri yang baik adalah yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu mengabarkan kebaikan mengenai kehidupan dan keluarganya.

Intinya adalah hendaknya lebih banyak mengingat karunia yang diterima, walau tidak bergelimang harta, tetapi masih memiliki nikmat kesehatan, masih bisa makan, masih bisa tidur nyenyak dan masih banyak hal lainnya yang perlu disyukuri.

Dan sebaliknya isteri yang selalu menceritakan kesulitan yang dialaminya adalah tanda dia tidak mau bersyukur atas nikmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah menguji hamba Nya dengan berbagai kesulitan, dan hendak mengatahui mana hamba-Nya yang selalu bersyukur dan mana hamba-Nya yang selalu ingkar.

Nabi Ibrahim telah menyiapkan nabi Ismail untuk mengemban tugas sangat besar yang membutuhkan kerja keras sehingga akan menyita seluruh kenyamanan hidup juga waktunya terhadap dirinya dan keluarganya.

Kedatangan Nabi Ibrahim mendatangi Ismail adalah untuk menyampaikan perintah Allah untuk membangun Baitullah (Rumah Allah) dan menanyakan apakah Ismail mau membantunya atau tidak. Tentu saja nabi Ismail mau membantu ayahnya, dan dimulailah pendirian pondasi Ka’bah dari batu batuan yang ada di muka bumi.


View the original article here

Tema Khotbah Jumat - Ihsan dan Berbuat yang Terbaik

 


Khotbah Jumat merupakan semacam nasihat-nasihat baik bagi umat muslim yang biasanya diberikan saat umat muslim, khususnya kaum lelaki pada saat melaksanakan shalat Jum’at. Khotbah Jumat merupakan pelajaran tentang akhlak yang bisa Anda dapat secara gratis.


Khotbah apapun jenisnya, pasti selalu berisi ajaran-ajaran baik untuk umat muslim, begitupun dengan khotbah Jumat. Ajaran-ajaran baik itu biasanya bersumber pada riwayat nabi atau perjalanan Islam itu sendiri.


Pelajaran hidup dan kisah-kisah menarik akan menjadi sesuatu yang bisa Anda petik ketika mendengarkan khotbah Jumat. Apa yang diriwayatkan oleh para sahabat nabi dan menginspirasi umat muslim menjadi semacam santapan rohani. Kebutuhan akan nasihat-nasihat baik dan petunjuk bagaimana seharusnya bersikap akan membuat kita menjadi insan yang lebih baik.


Khotbah Jumat seperti menjadi salah satu cara yang ditempuh Islam untuk membuat kehidupan umatnya menjadi lebih baik. Dengan mengetahui nilai-nilai kebaikan, diharapkan umat dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui khotib, isi dari khotbah Jumat itu tersampaikan dan diharapkan akan membawa dampak baik.


Islam mempunyai cita-cita menjadikan setiap muslim menjadi pribadi yang berkarakter kokoh, sempurna, iman dan akidah yang kuat, serta akhlak yang baik. Untuk mencapai cita-citanya tersebut, khotbah Jumat menjadi salah satu cara yang ditempuh.


Berbuat baik kepada sesama atau ihsan merupakan puncak ibadah dan akhlak yang harus dimiliki oleh setiap hamba Allah. Meskipun demikian, setiap muslim hendaknya tidak memandang ihsan sebagai akhlak yang utama, tapi harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian paling besar dari keislamannya.


Allah Swt telah membagi perilaku hubungan manusia dalam dua hal, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia. Dua hal itu harus dipenuhi jika ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Berbuat baik atau ihsan akan membawa Anda ke dalam kehidupan yang lebih bermakna.


Materi dari khotbah Jumat bisa bertemakan apapun. Perihal perilaku serta fenomena yang tengah terjadi di masyarakat juga bisa dijadikan materi ketika seorang khotib membawakan khotbah Jumat. Apa yang tengah hangat di masyarakat justru akan menjadi sebuah materi yang menarik. Jama’ah Jumat akan merasa lebih terpanggil. Salah satu materi yang rasanya cukup sering dijadikan materi khotbah Jumat adalah mengenai perilaku manusia.


Khotbah Jumat  dalam artikel ini akan membahas mengenai apa itu ihsan. Arti ihsan adalah berbuat baik. Di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman mengenai hal ini.


“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri….” (Q.S Al-Isra’ : 7)


“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (Q.S. Al-Qashash : 77)


Dua ayat tersebut cukup sering disampaikan dalam khotbah Jumat yang membahas tema ihsan ini. Menurut Ibnu Katsir,  ayat tersebut  menggambarkan bahwa berbuat baik merupakan sebuah keharusan bagi umat manusia kepada semua makhluk.


Terdapat 166 ayat di dalam Al-Qur’an yang membahas tentang ihsan dan implementasinya. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ihsan. Ihsan mendapat porsi sangat istimewa di dalam Al-Qur’an. Berikut ayat-ayat yang menjadi landasan sifat ihsan. Ayat-ayat tersebut pasti cukup sering Anda dengar ketika mendengarkan khotbah Jumat.


“…serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia….”(Q.S. Al-Baqarah: 83)
“…dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahayamu….”(Q.S. An-Nisaa`: 36)


Selain Al-Qur’an, apa yang dikatakan oleh Rasulullah mengenai ihsan ini juga biasa diperdengarkan pada jamaah pada saat melakukan khotbah Jumat. Nyatanya, Rasulullah juga sangat memberi perhatian terhadap sifat ihsan ini. Ihsan adalah puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Di antara hadits-hadits tentang ihsan, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama Islam.


Rasulullah bersabda:


“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik….”(HR. Muslim)


Dalam beribadah, setiap muslim berkewajiban untuk ihsan. Artinya setiap Muslim harus menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji dan ibadah lainnya dengan cara yang benar (menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adab lainnya). Pelajaran tentang itu akan Anda dapat ketika mendengarkan khotbah Jumat yang memiliki tema ihsan.


Khotib selaku sosok di balik khotbah Jumat pasti cukup akrab dengan kalimat berikut ini, bahwa ibadah dapat dilakukan jika seorang hamba tersebut sadar bahwa Allah senantiasa memantaunya sehingga ia merasa sedang dilihat dan diperhatikan Allah. Dengan cara inilah, seorang hamba dapat melakukan ibadah dengan baik dan sempurna. Hal ini sesuai dengan perkataan Rasulullah, “Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”


Ibadah itu memiliki arti yang luas. Selain shalat, ibadah lainnya yang juga penting adalah hormat terhadap mukmin, mendidik anak, jihad, menyenangkan istri, dan lain-lain. Sikap ihsan dalam kehidupan sangat penting. Oleh karena itu, Rasulullah menginginkan umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yakni selalu sadar jika ingin mewujudkan ihsan dalam setiap ibadahnya. Perbuatan baik seperti itu juga terpaparkan dalam khotbah Jumat.


Dalam hal muamalah, ihsan dijelaskan Allah pada surat An-Nisaa’ ayat 36:


“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu….”


Sekarang, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang termasuk dalam bahasannya. Berikut adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut.

Ihsan kepada kedua orangtua.Ihsan kepada kerabat karib.Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin.Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat.Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya.Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia.Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang.

Mereka yang dikenai perbuatan ihsan juga pasti sering Anda dengar ketika khotbah Jumat sedang berlangsung.


Ihsan di dalam akhlak sebenarnya adalah buah dari ibadah dan muamalah. Seorang Muslim akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya jika ia sudah melaksanakan ibadah seperti harapan Rasulullah. Apabila hal ini sudah dicapai, sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Mendengarkan khotbah Jumat lalu mengamalkannya juga merupakan salah satu contoh ihsan.


Nilai ihsan pada seseorang dapat tercermin dalam muamalah kehidupannya, seperti bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungan, pekerjaanya, bahkan terhadap dirinya sendiri. Ihsan merupakan puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Setiap Muslim yang menyadari hal ini, tentunya akan berusaha semaksimal mungkin mencapai tingkat tersebut.


Mendengarkan khotbah Jumat dengan tema berbuat baik terhadap sesama atau ihsan ini seperti sebuah aturan main dalam sebuah kehidupan. Jika ingin hidup Anda lancar, mengikuti aturan main adalah salah satu caranya. Semoga kita semua dapat mencapai puncak prestasi dalam beribadah. Wallahu a’lam bish-shawwab.


View the original article here

Wisata Hati Pencerah Jiwa

 Wisata bisa dijadikan jalan untuk mengurangi beban hidup. Kehidupan yang kita jalani terkadang membuat kita lengah untuk memberikan makanan hati dan jiwa. Tidak sedikit di antara kita yang terlena dengan harta benda dunia, berlomba-lomba menumpuk harta tanpa mendengar hati kita yang terkadang jengah dengan berbagai keinginan duniawi yang kita kejar.

Pernahkan Anda merasa hidup dengan bergelimangan harta, tetapi masih terasa hampa? Atau jabatan yang dimiliki tidak membuat orang lain menghormati Anda? Tanpa kita sadari, keinginan untuk menaklukkan seisi dunia, membuat kita lupa akan hakikat penciptaan isi dunia itu sendiri. Silaunya dunia membuat hati nurani kita tertutup untuk mensyukuri apa yang sudah kita miliki, dari pada apa yang belum dimiliki. Artikel kali ini membahas wisata hati.

Jika hati Anda merasa hampa, tak ada jalan lain selain mencari cara untuk menetralkan suasana hati. Ada beberapa alternatif yang dapat Anda lakukan untuk menetralkan suasana hati, salah satunya dengan berwisata.

Tidak hanya berlibur ke tempat-tempat yang jauh dan mahal untuk menetralkan suasana hati. Terkadang, demi sebuah gengsi, di antara kita memilih untuk berlibur mengunjungi negara-negara luar yang eksotis. Berapa pun biaya yang akan Anda keluarkan, tidak menjadi soal. Pernahkan Anda berpikir jika berwisata ke tempat-tempat seperti itu hanya memuaskan keinginan Anda, dibanding dengan keinginan hati Anda?

Wisata hati diperlukan untuk mengeimbangi kehidupan duniawi kita selama ini. Dengan berwisata hati, tidak hanya diri Anda yang mendapatkan kebahagiaan, tetapi jiwa dan rohani Anda juga membutuhkannya.

Wisata hati ditujukan bagi mereka yang menghendaki kebahagiaan, ketenangan dan kesejahteraan dalam hidup. Dengan melakukan wisata hati, kita bisa mendapatkan tidak hanya ketenangan dan kebahagiaan, tetapi juga pencerahan, motivasi, membangun harapan, menciptakan optimisme, menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri.

Tidak hanya pikiran yang membutuhkan suasana baru, namun hati Anda pun memerlukannya. Tanpa Anda sadari, ketika melihat saudara kita yang kurang mampu, dapat menimbulkan simpati. Mereka yang kurang mampu itu, dapat Anda jadikan sebagai pengingat, bahwa masih banyak yang kurang beruntung dari Anda.

Cobalah Anda sesekali berwisata hati ke panti asuhan. Di sana Anda bisa banyak belajar kerasnya hidup dari mereka yang hidup tanpa orang tua, tetapi masih bisa berdiri sendiri bersama sesama penghuni panti asuhan.

Mengunjungi masjid dapat menentramkan hati Anda. Rumah ibadah bisa dijadikan salah satu lokasi untuk berwisata hati. Dengan mengunjungi masjid, Anda seakan diberi peringatan dari mana Anda berasal, siapa yang patut Anda sembah, dan dapat menyambung silaturahmi dengan saudara seagama.

Pondok pesantren bisa Anda jadikan sarana berwisata hati. Di pondok pesantren, Anda bisa merasakan kehidupan ala pesantren sembari belajar ilmu agama. Suasana pesantren yang religius, dapat membawa Anda ke suasana hati yang tentram dan damai. Disamping itu, di pondok pesantren Anda bisa belajar berbagi dengan orang lain, menghormati orang lain dari berbagai lapisan masyarakat.

Kegiatan yang mengandung nilai ibadah ini, tidak bisa kita anggap remeh. Dengan bersedekah, Anda dapat berbagi dengan mereka yang kurang mampu. Luangkan sedikit waktu Anda untuk menyisihkan sebagian harta Anda untuk bersedekah. Bisa juga Anda mengajak rekan sejawat atau anggota keluarga Anda untuk melihat anak jalanan dan bersedekah dengan mereka.  


View the original article here

Sekilas Sejarah Nabi Muhammad

 


Tahukah Anda sejarah Nabi Muhammad? Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir bagi umat Islam di seluruh dunia. Nabi Muhammad dipilih Allah Swt., sebagai utusan Allah untuk menyebarluaskan agama Islam. Nabi Muhammad merupakan sosok muslim yang taat pada agama dan sangat menyayangi umatnya. Sejarah Nabi Muhammad mencatat semua perjalanan Nabi Muhammad dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang istimewa yang diutus Allah.


Anda yang memiliki putra dan putri serta memiliki kebiasaan untuk membacakan dongeng kepada mereka sebelum tidur, dongeng apa yang seringkali Anda pilih? Sebagian besar pasti menjawab dongeng-dongeng dari putri cantik dan pengeran tampan, atau dongeng tentang hewan-hewan yang bisa berbicara. Ya, dongeng-dongeng bertema seperti itu merupakan dongeng yang "berusia panjang". Namun, alangkah akan lebih baik jika Anda juga mencoba untuk menceritakan sejarah Nabi Muhammad Saw kepada putra dan putri Anda.


Sejarah Nabi Muhammad nyatanya menyimpan sejuta kisah yang menarik. Lengkap dengan sejuta pelajaran hidup, nilai-nilai hidup, serta  contoh yang baik untuk anak-anak. Membiasakan bercerita tentang kebaikan Nabi Muhammad mulai dari sedini mungkin akan baik bagi perkembangan otak dan perilakunya. Anak juga akan mulai mencintai nabinya sejak awal.


Sejarah Nabi Muhammad menorehkan cerita-cerita menarik. Pribadinya yang mengesankan dan tawadu’, membuat Nabi Muhammad sukses membawa umat Islam menjadi umat yang besar di dunia. Bahkan seorang Michael H. Hart dalam bukunya The 100, menobatkan Nabi Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh dan sukses sepanjang sejarah kehidupan manusia.


Sejarah Nabi Muhammad menurut Hart, merupakan satu-satunya sejarah yang menceritakan orang dengan  berhasil dengan sangat baik dalam hal menyebarkan agama dan kehidupan duniawi yang bersumber pada kitab suci Al Quran. Kepemimpinan Nabi Muhammad yang pada awalnya terbelakang karena mengalami perpecahan, kemudian  berubah menjadi bangsa yang sangat maju.


Pasti Anda penasaran bagaimana sosok dan kehidupan dari Nabinya semua umat muslim di seluruh dunia. Nabi Muhammad terkenal dengan sifatnya yang menawan hati bagi siapapun yang mengenalnya. Sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Muhammad antara lain adalah Al-Amin dan As-Saadiq. Sehingga beliau dipanggil dengan sebutan Al-Amin dan As-Saadiq. Cerita mengenai sifat-sifat terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad ini bisa didapatkan ketika Anda membaca sejarah Nabi Muhammad.


Dalam cerita sejarah Nabi Muhammad, ada dua pendapat yang mengemukakan kapan persisnya Nabi Muhammad dilahirkan. Menurut kalangan Syi’ah, yang merupakan imam dan keturunan langsung dari Nabi Muhammad mengatakan bahwa Nabi Muhammad lahir pada hari Jumat tanggal 17 Rabiulawal 570 M, sedangkan menurut kalangan Sunni menyatakan jika Nabi Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiulawal di tahun yang sama. Namun, para ulama sepakat jika Nabi Muhammad lahir pada bulan Rabiulawal.


Cerita sejarah Nabi Muhammad secara singkat menceritakan asal muasal nabi akhir zaman ini. Nabi Muhammad merupakan anak dari pasangan Abdullah dan Siti Aminah. Ayahnya meninggal terlebih dahulu sebelum Nabi Muhammad lahir, tepatnya ketika Nabi Muhammad berusia 4 bulan dalam rahim ibunya.


Secara keseluruhan, cerita sejarah Nabi Muhammad saat beliau kecil sungguh memilukan. Beliau beberapa kali ditinggalkan oleh orang yang dikasihi dan mengasihinya. Ketika berumur 6 tahun, Nabi Muhammad harus kehilangan ibu tercinta. Oleh karena itu, Nabi Muhammad sepeninggal ibunya diasuh oleh kakeknya Abd Al-Muththalib. Namun, Nabi Muhammad tidak lama diasuh dengan sang kakek. Kakek Nabi Muhammad meninggal ketika Nabi berusia 8 tahun, selanjutnya Nabi Muhammad berada di bawah pengasuhan pamannya Abu Thalib.    


Sejarah Nabi Muhammad berlanjut dengan cerita penuh inspirasi yang lainnya. Selama pengasuhan dengan pamannya Abu Thalib, Nabi Muhammad diajari menggembala kambing dan sering diajak menemani pamannya berdagang sampai ke negeri Syam.


Ketika Nabi Muhammad beranjak dewasa, ia menambah keterampilannya, berupa ilmu bela diri dan memanah, di samping keahliannya berdagang yang makin berkembang. Hingga sepak terjang berdagang Nabi yang maju terdengar sampai ke telinga Siti Khadijah. Siti Khadijah merupakan wanita terhormat yang memiliki status tinggi di Suku Arab. Ia seorang janda, yang memiliki bisnis dagang yang juga maju. Sejarah Nabi Muhammad pun mulai menceritakan hadirnya wanita dalam kehidupan Nabi Muhammad.


Nabi Muhammad diminta Khadijah untuk bekerja sama dengannya. Kepiawaian Nabi dalam berdagang ditambah dengan pribadinya yang menawan, membuat Khadijah jatuh hati. Hal ini juga disambut baik oleh Nabi Muhammad. Maka mereka pun menikah, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah hampir 40 tahun. Sejarah Nabi Muhammad ternyata juga menceritakan sisi lain dari perjalanan asmara Nabi Muhammad yang menikah dengan wanita berusia cukup jauh diatasnya.


Sejarah Nabi Muhammad pun berlanjut hingga saat-saat menjelang pengangkatannya menjadi seorang nabi. Pada masa Nabi Muhammad sebelum menjadi Rasul, sering terjadi pertikaian atau perpecahan di Mekkah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad suka menyendiri di Gua Hira’. Gua Hira’ terletak dalam sebuah bukit sekitar 6 Km sebelah Timur Kota Mekkah. Tepat ketika malam tanggal 17 Ramadhan sewaktu Nabi Muhammad sedang berada dalam Gua Hira’, ia didatangi oleh Malaikat Jibril.


Malaikat Jibril lantas menyuruh Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca, untuk membaca apa yang disampaikan Malaikat Jibril dari Allah Swt. Ketika itu, yang dibaca oleh Nabi Muhammad adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Surat Al-Alaq tersebut menjadi wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Pertemuan beliau dengan Malaikat Jibril juga terangkum dalam sejarah Nabi Muhammad.


Sejarah Nabi Muhammad menawarkan cerita yang juga berliku. Dalam menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad mengalami banyak cobaan. Diantaranya adalah sering terjadinya peperangan saudara. Di antara peperangan yang sering terjadi, perang Badar dan perang Uhud bisa jadi merupakan peperangan terbesar yang dialami pada masa Nabi Muhammad.


Perang Badar  yang mewarnai perjalanan sejarah Nabi Muhammad terjadi pada tanggal 17 Maret 624 M atau 17 Ramadhan 2 H. Perang Badar terjadi dikarenakan pergantian kepemimpinan Bani Hasyim sepeninggal wafatnya pemimpin terdahulu. Sejak kepemimpinan Amr bin Hisyam, sering terjadi penganiayaan terhadap komunitas muslim, bahkan Amr bin Hisyam menghilangkan perlindungan terhadap Nabi Muhammad. Oleh karena itu, terjadilah pertempuran antarsesama suku tersebut.


Pada saat itu, sejarah Nabi Muhammad menceritakan pasukan Nabi Muhammad hanya berjumlah 313 orang. Namun, berkat kepemimpinan Nabi Muhammad, jumlah pasukan yang amat sedikit tersebut dapat mengalahkan pasukan Quraisy Amr bin Hisyam yang jumlahnya 1000 pasukan.


Dalam sejarah Nabi Muhammad, Perang Uhud merupakan perang pembalasan dari kaum Quraisy terhadap kaum Nabi Muhammad. Perang ini terjadi pada tanggal 22 Maret 625 M atau 7 Syawal 3 H. Jumlah pasukan pada perang Uhud ini lebih banyak dari kedua belah pihak, dibanding dengan perang Badar. Namun, perang Uhud ini dimenangkan oleh Kaum Quraisy, yang pada saat itu dipimpin oleh Abu Sufyan.


View the original article here

Nabi Muhammad - Nabi Akhir Zaman yang Hebat

Allah mengutus para nabi untuk menurunkan ajaran-ajarannya ke bumi. Menurut agama samawi, nabi adalah manusia yang mendapatkan wahyu yang berkenaan dengan ajaran dan kepercayaan dari Tuhan. Dalam ajaran agama Islam, nabi adalah seseorang yang dipercaya untuk menerima wahyu yang diberikan oleh Allah. Seorang yang dipercaya Allah adalah Nabi Muhammad SAW. Artikel ini akan membahas seputar nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad Saw. 

Wahyu yang diberikan Allah tersebut disertai dengan syariat. Meskipun diberi keistimewaan dalam menerima wahyu, nabi tidak diperkenankan untuk menyampaikan ajaran dari Allah. Para nabi tersebut harus mengamalkannya dan memberikan contoh yang baik mengenai ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh Allah melalui perbuatannya tersebut.

Jumlah nabi yang umumnya diketahui oleh umat muslim ada 25 Nabi. Dimulai dari Nabi Adam, yang sekaligus berperan sebagai manusia pertama dimuka bumi, sedangkan nabi terakhir atau dalam istilah Islam dikenal dengan sebutan nabi akhir zaman adalah Nabi Muhammad SAW.

Dari sekian banyak nabi Allah, ada empat nabi yang memiliki keistimewaan berlebih, mereka dikaruniai kitab oleh Allah. Ke empat nabi tersebut adalah Nabi Daud yang dikaruniai kitab Zabur, Nabi Musa dikarunia kitab Taurat, Nabi Isa dikaruniai kitab Injil, dan Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman yang dikaruniai kitab Al quran.

Menurut kitab tradisional yang bercerita tentang biografi Nabi Muhammad, Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah pada 20 April antara 570 dan 571 M dan wafat di Madinah pada 8 Juni 632. Menurut Michael H. Hart, seorang penulis buku sekaligus guru besar astronomi di Amerika Serikat mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam perjalanan umat manusia sepanjang sejarah.

Dalam bukunya yang berjudul The 100, Hart mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya tokoh yang dapat mencapai kesuksesan dalam dua hal sekaligus. Hal yang berhubungan dengan agama serta hal yang berhubungan dengan masalah duniawi.

Hart juga mengatakan bahwa keberhasilan Nabi Muhammad dalam hal duniawi bisa dilihat dari kesuksesannya memimpin sebuah bangsa. Berkat kepemimpinannya, bangsa yang pada awalnya tertinggal berubah menjadi sebuah bangsa yang maju. Bahkan, kemajuan yang diperoleh bangsa yang dipimpin Nabi Muhammad tersebut diceritakan mampu mengalahkan pasukan Romawi ketika berada di medan perang.

Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dipercaya oleh umat muslim sebagai nabi yang menyempurnakan agama yang sudah ada terlebih dahulu. Ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah pada Nabi Muhammad sudah disempurnakan sehingga Islam menjadi sebuah negara yang sempurna.

Sebelum menjadi nabi, Muhammad adalah manusia biasa. Sebelum menyandang nama nabi di depan namanya, beliau mendapatkan gelar dari kaum Quraisy. Gelar yang diberikan adalah Al-Amin ‘orang yang dapat dipercaya’ dan As-Saadiq ‘yang benar’.

Di usianya yang ke 35, Nabi Muhammad beserta kaum Quraisy memperbaiki keadaan Ka’bah. Saat itu, beliaulah yang bertindak sebagai pemimpin. Nabi Muhammad terkenal keran kebaikannya. Beliau hidup dengan sangat sederhana, menyayangi orang-orang miskin, janda-janda dan anak yatim.

Saat usianya menginjak 40 tahun, Nabi Muhammad pergi dan menyendiri ke Gua Hira. Gua Hira adalah sebuah bukit yang berada 6km sebelah timur Kota Mekkah. Beliau memang senang menyendiri dan bertafakur selama berhari-hari. Hingga akhirnya di hari ke 17 bulan Ramadhan, Nabi Muhammad didatangi oleh Malaikat Jibril.

Malaikat Jibril membangkitkan beliau dalam tafakurnya sembari menyampaikan wahyu Allah. Malaikat Jibril meminta Nabi Muhammad untuk membaca wahyu pertama yang diturunkan. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca akhirnya membuat Jibril untuk membacakan wahyu pertama yang diturunkan Allah padanya.

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengejar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq 96:1-5)"

Setelah mendapat wahyu pertama tersebut, resmilah Muhammad menyandang nabi di depan namanya. Beliau pun seolah mendapatkan banyak keberanian untuk berhadapan dengan keadaan kaumnya yang berada dalam keadaan terbelakang. Nabi Muhammad menjadi nabi pada usia 40 tahun 6 bulan 8 hari.

Kita sebagai umat Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt., pasti mengetahui siapa nabi akhir zaman. Nabi pentup dari para nabi adalah Nabi Muhammad Saw. Sebagai nabi penutup, kita harus memahami bahwa Nabi Muhammad ada di muka bumi dengan membawa risalah yang menghapus atau sebagai penyempurna risalah-risalah sebelumnya. Dalam hal ini, berkaitan juga dengan pemahaman yang membenarkan adanya nabi-nabi sebelum nabi Muhammad serta menolak adanya nabi setelah nabi Muhammad Saw. 

Pemahaman kita sebagai umat Islam mengenai nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman adalah bahwa beliau hadir untuk semua umat manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam hingga akhir zaman. Hal ini tentunya berbeda dengan nabi-nabi sebelum Muhammad yang hanya turun ke bumi untuk umatnya dan pada zamannya saja. 

Meyakini nabi Muhammad Saw., sebagai nabi akhir zaman adalah keyakinan yang final. Seandainya ada manusia yang mengaku-ngaku dirinya sebagai nabi, manusia tersebut adalah nabi gadungan. Jika ada yang berkeyakinan bahwa ada nabi sesudah nabi Muhammad Saw., para ulama mengatakan hal itu adalah perbuatan yang sesat dan sangat menyesatkan. 

Setelah kita yakin bahwa nabi Muhammad Saw., adalah nabi akhir zaman, lalu apa langkah selanjutnya? Keyakinan selanjutnya yaitu kita harus yakin bahwa semua ajaran nabi Muhammad yang diwariskan kepada kita adalah benar. Bagaimana cara meyakininya? Caranya adalah dengan mengamalkan Al-qur’an (sebagai warisan paling berharga bagi umat muslim dan hadist (sebagai pelengkap pedoman dalam hidup). 

Lalu, sejauh mana kita semua mengamalkannya? Kita harus mengamalkannya secara kaffah (menyeluruh) dan tidak setengah-setengah. Contohnya di zaman sekarang banyak orang di sekitar kita merayakan hari Valentine. Dalam ajaran Islam, perayaan itu sesungguhnya tidak ada tuntunannya. Oleh karena itu, tinggalkanlah budaya valentine itu jika kita semua ingin masuk sebagai golongan umat dari nabi Muhammad Saw. sebenarnya, tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kita di akhirat nanti selain amal dan ibadah yang kita kerjakan di dunia serta syafa’at dari nabi Muhammad Saw. 

Setiap tanggal 12 Rabiulawal, kita semua sebagai umat Nabi Muhammad Saw., selalu memperingati hari lahir Rasulullah dalam rangka mengenang sejarah perjuangan beliau menegakkan iman dan Islam di muka bumi ini. selain itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw., juga sebagai wujud cinta kita kepada nabi akhir zaman. 

Berdasarkan sejarahnya, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw., bertujuan untuk mengembalikan semangat juang umat Islam saat berjuang membebaskan Masjidil Aqsha di Palestina yang dikuasai orang-orang kafir.

Bagaimana dengan Maulid Nabi Muhammad yang dirayakan sekarang? Semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad yang dirayakan secara rutin tidak dianggap sebagai seremonial saja. Kita semua sebagai umatnya harus benar-benar dapat mengambil manfaat dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melaksanakan apa yang telah menjadi sunnahnya, kita si akhirat kelak akan diakui oleh Nabi Muhammad sebagai umatnya serta berhak memperoleh syafa’at dari beliau. 


View the original article here

 
© 2009 Anne Ahira Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan